Kota Bekasi, MP
Polemik terkait kepemilikan lahan dan Gedung DPD Partai Golkar Kota Bekasi terus menjadi perhatian sejumlah kalangan. Beragam bentuk dan rasa keprihatinan pun mengemuka menanggapi persoalan yang melingkari ‘rumah teduh’ seluruh kader partai berlambang beringin ini.
Begitu juga bagi Nofel Saleh Hilabi, kandidat Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang akan bertarung dalam ajang Musyawarah Daerah (Musda) V Partai Golkar Kota Bekasi. Menurut kader Golkar yang juga pengusaha muda sukses ini, polemik kepemilikan lahan dan Gedung DPD Partai Golkar Kota Bekasi merupakan pekerjaan rumah bersama yang harus segera dicarikan solusi dan penyelesaiannya.
“Partai Golkar itu satu, dan Partai Golkar itu melambangkan persatuan dan kita mengamalkan Pancasila yang mengedepankan persatuan dan kesatuan. Yang jelas, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar di dalam internal Partai Golkar, tetapi pada saat Ketua DPD Partai Golkar itu sudah terpilih, siapa pun pemimpinnya harus bersatu harus legowo dan harus bisa mengakomodir semua kepentingan tanpa terkecuali,” tegas Nofel kepada wartawan, Selasa (25/8).
Sebagai wujud tanggung jawab menjalankan loyalitas kader Partai Golkar, Nofel menyatakan tekadnya untuk menyelesaikan polemik ini, tanpa menimbulkan perpecahan di kalangan pengurus dan kader Golkar di Kota Bekasi. “Jika saya terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, saya akan segera menyelesaikan dan memastikan Gedung DPD Partai Golkar Kota Bekasi tetap di tempat semula dan tidak akan berpindah kemana-mana,” ujarnya.
Begitu juga, Nofel tetap berpandangan positif terkait penundaan jadwal pelaksanaan Musda V Partai Golkar Kota Bekasi. “Karena diketahui banyaknya polemik-polemik yang terjadi di dalam internal Partai Golkar Kota Bekas,” ungkapnya.
“Polemik ini timbul di masa lalu, dan sampai saat menjelang Musda DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang tidak pernah diselesaikan. Mungkin hal itu terjadi karena komitmen-komitmen yang sudah dijanjikan terabaikan atau mungkin karena kelupaan atau juga mungkin dilupakan,” papar Nofel.
“Jadi ini akhirnya menjadi dampak besar bagi Partai Golkar Kota Bekasi. Makanya, penundaan Musda menurut saya adalah bukti bahwa DPP Partai Golkar ingin bersih-bersih dari hal-hal yang kiranya merugikan Partai Golkar Kota Bekasi seperti embel-embel yang lama,” paparnya.
Karena embel-embel yang lama ini, kata Nofel, membawa dampak terhadap sekarang yang kurang baik karena rumah Golkar yang menjadi naungan selama ini tidak jelas dan tidak memiliki kepastian. “Sehingga, dari penundaan ini harus menjadi momentum untuk sadar diri dan mengarahkan ke periode masa lalu untuk bersikap legowo, karena melihat persoalan yang cukup lama dari 2004 sampai dengan saat ini tahun 2020 belum juga selesai,” paparnya.
“Jadi kita harus bersatu untuk membesarkan Partai Golkar demi meraih kemenangan, karena kita akan dihadapi dengan adanya Pilkada, Pilleg dan Pilpres yang mana Partai Golkar Insya Allah harus bisa memenangkan Pilpres dan menjadikan Ketua Umum Airlangga Hartato menjadi Presiden di tahun 2024 dan itu adalah golnya Partai Golkar khususnya Kota Bekasi akan menjadi garda terdepan dan mendulang suara terbesar untuk memenangkan Partai Golkar dan juga Presiden Airlangga Hartato di tahun 2024,” imbuhnya. (Mul)