KSP : Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat Penting Atasi Pandemi Covid-19

Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menilai kontribusi dari seluruh elemen masyarakat memiliki arti yang besar dalam penanganan Covid-19. Upaya saling membantu ini, tercermin juga dalam upaya kolaborasi yang dilakukan berbagai pihak untuk meringankan beban sesama selama situasi ini terjadi.

“Sebetulnya bukan hanya Pemerintah tapi dibutuhkan peran masyarakat berkolaborasi bersama-sama menghadapi perisitiwa yang baru pertama terjadi, dimana dalam menghadapinya menggunakan berbagai macam alternatif jalan” ungkap Jaleswari dalam sebuah dialog bertajuk Bincang Velox di Jakarta, Senin(28/9/2020).

Menurut Jaleswari, perjalanan kebijakan yang dilakukan Pemerintah sudah cukup panjang, trial dan error telah dilakukan oleh Pemerintah, dimulai ketika Covid-19 telah dinyatakan sebagai oleh WHO, Pemerintah pada 14 Maret 2020 dengan cepat membentuk Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 yang diikuti dengan regulasi-regulasi terkait dengan landasan hukum untuk berlakunya PSBB.

Dengan berjalannya waktu, pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dimana instruksi tersebut telah diimplementasikan ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Pemerintah melalui kebijakan yang telah diterbitkan memberikan panduan untuk bagaimana mitigasi kita menangi soal ekonomi, dan sosial. Pemerintah juga telah berfikir keras bagaimana hal ini tidak meluas. Prinsipnya adalah keselamatan dan kesehatan masyarakat yang utama.

Selain itu, Pemerintah juga telah mengupayakan tes spesimen virus corona (Covid-19) hingga tiga puluh ribu per hari. Tes pandemi telah dilakukan mendekati 38 ribu sesuai standar WHO, adanya peringanan dari status PSBB membutuhkan kerjasama masyarakat agar diseminasi informasi tersebar di berbagai sektor, agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang sama.

Salah satu permasalahan penanganan virus Corona di Indonesia adalah masyarakatnya yang kurang disiplin.

“Kedisiplinan kita terhadap peraturan masih rendah juga mempengaruhi. Kelelahan dan Kejenuhan masyarakat juga menjadi faktor, dimana aktivitas ttidak menjadi normal kembali, jadi bnyak faktor yang menyebabkan implementasi di lapangan susah” tambahnya.

Menghadapi hal itu, TNI Polri telah disebar di berbagai daerah untuk melakukan pendisiplinan, bagaimana Polisi melakukan penegakan hukum bagi siapa yg melanggar, dan penetapan berbagai ruang klaster-klaster.

Selain itu, menurut Jaleswari, Presiden sangat konsern terhadap penyerapan anggaran, dalam rangka rapat dalam Kabinet kerja Presiden sangat tegas bahwa peyerapan anggaran harus terus terjadi, dengan harapan di akhir tahun bisa mencapai 90 persen.

Mekanisme terkait penyerapan anggaran dari pusat ke berbagai daerah masih terdapat kerumitan dalam birokrasi yang terus diperbaiki.

“Belum ada satu metodepun yang tepat untuk menghadapi pandemi ini, kuncinya yaitu dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dgn masyarakat, dan pemerintah memahami bagaimana kebutuhan masyarakat meliputi ekonomi, gerak sosial dan dengan keselamatan seluruhnya terakomodir, kombinasi ini tidak mudah bagaimana semuanya dapat terjaga dengan baik,” ungkap Jaleswari.

Pemerintah juga telah menggandeng tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.

“Kami juga secara khusus mengundang para pemuka agama, utuk bagaimana bantuan-bantuan dapat didistribusikan secara efektif, dengan jejaring dan kepercayaan masyarakat yang luas terhadap tokoh tersebut merupakan aktor strategis dalam membantu Pemerintah” ungkap Jaleswari.

Menurutnya, peran ormas-ormas juga dapat dioptimalkan, kolaborasi dengan entitas tersebut mampu menegakkan disiplin, jika kita mengacu brazil dan afrika selatan, mereka juga menggunakan ormas untuk membantu Pemerintah ke berbagai daerah yg belum terjangkau. Ormas juga dapat menghimbau disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan, dengna pendekatan kulturan yang lebih humanis dan lebih diterima masyarakat.

“Media juga diharapkan dapat menyebarkan narasi yang positif narasi dengan menyalakan harapan-harapan bagaimana kita bisa memenangkan Pandemi ini” pungkasnya.



Posting Terkait

Jangan Lewatkan