Sensasi Mengunjungi Al Aqsa di Al Aqsa Awareness Week, Tak Seindah Foto Turis

Jatinangor–Al Aqsa-MPI, kiblat pertama Muslim kondisinya tak seperti foto yang biasa diambil turis. Rahmadianti, seorang penulis yang juga traveller menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Palestina di acara Al Aqsa Awareness Week (AAW), Senin (26/10) yang dilakukan secara virtual lewat YouTube Smart 171.

Ketika masuk Al Aqsa, Dian bercerita ia dan rombongannya harus mengantre cukup lama. Penjagaan tentara Israel sangat ketat. Sepanjang antrean, ia hanya melihat warga Palestina lanjut usia. Anak muda jarang sekali diberikan izin untuk beribadah di sana.

“Ketika saya akan masuk ke Masjid Al-Aqha untuk salat subuh, saya dihadang oleh tentara Israel dan tidak diberi izin masuk karena saya memakai syal bendera Indonesia dan Palestina. Saat itu saya sadar, mereka sangat takut dengan simbol yang berhubungan dengan Palestina. Masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha akan mengobarkan semangat umat muslim untuk kembali menguasai Masjid Al-Aqsa,” ujar Dian.

Tidak banyak orang yang diizinkan oleh tentara Israel masuk kedalam komplek Al-Aqsa. Namun, Dian melihat suasana masjid tetap hidup. Para jamaah yang boleh masuk melaksanakan kegiatan seperti mengaji, shalat, dan mendirikan majelis ilmu.

Selama tiga hari di sana, Dian melakukan salat subuh dan zuhur di masjid Al Aqsa. Meskipun kapasitas masjid mencapai lima ribu jamaah, tapi hanya sedikit yang diperbolehkan salat di dalam. Kondisi yang sangat timpang bagi Yahudi yang hendak beribadah di tembok ratapan.

“Saya melihat orang Yahudi yang datang ke tembok ratapan itu banyak sekali. Berbeda dengan di masjid Al Aqsa yang tidak banyak Muslim yang boleh masuk oleh tentara Israel,” cerita Dian.

Salah satu peserta, Nur Aulia dari Bekasi mengatakan bahwa ia baru tahu kalau di sana Israel melakukan kejahatan dengan merekayasa apa terjadi. Rekayasa itu agar pengunjung atau turis berpikir bahwa Israel itu orang-orang yang baik dan cinta damai. Padahal, dibalik pencitraan itu Israel menindas masyarakat Palestina.

Selain mengunjungi komplek Al Aqsa, Dian juga mengunjungi Kota Al Khalil atau Hebron dan beberapa situs Islam lainnya. Sepanjang jalan, kota Al Khalil terlihat seperti kota mati.

Sudah lebih dari 20 tahun Kota Al Khalil dimarjinalkan oleh Israel. Toko-toko terlihat tua dan tak terurus, tertutup rapat. Warga tak diizinkan berjualan tanpa alasan yang jelas. Jalanan pun banyak yang rusak.

“Israel secara sengaja menghancurkan jalanan aspal dan memasang tiang kawat di beberapa titik kota tersebut untuk mencoba mengusir warga Palestina dari Kota Hebron untuk pergi agar Israel bisa menguasainya,” terang Dian.

Dian dan rombongannya juga berkunjung ke Masjid Ibrahim. Di bawahnya terdapat maqam Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Yakub, dan istri mereka. Dalam video yang diambil Dian sendiri, ia menjelaskan masjid tersebut telah Israel bagi dua. Setengah masjid, setengah sinagog.

Diakhir, Dian berpesan agar para peserta, khususnya para milenial untuk terus memupuk rasa ingin tahu dan rindu kepada Al-Aqsha dan Palestina. Terlepas dari jarak yang memisahkan Indonesia dan Palestina.

Al Aqsa Awareness week dilaksanakan pada 26-30 Oktober 2020. Terdapat acara seminar, talkshow, bedah film, dan lari virtual untuk Palestina. Info selengkapnya bisa lihat di akun Instagram @smart_171.



Posting Terkait

Jangan Lewatkan