Jakarta – MPI, 23 November 2020. Kegiatan Rapimnas ADKASI 2020 dan Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seluruh Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta yang diadakan 3 hari pada tanggal 22-24 November 2020.
Adapun teman dari Rapimnas ADKASI 2020 yaitu “Sinergitas DPR RI bersama DPRD dalam mengawal revisi PERPRES no.33 tahun 2020 dan percepatan pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19”
Para anggota DPRD perlu mengkapitalisasi potensi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia ini yag 3/4 wilayahnya berupa laut menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tidak hanya di level nasional tapi daerah per daerah.
“Untuk itu, ada empat kunci sukses membangun suatu daerah,” kata Rokhmin Dahuri ketika menjadi pembicara pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Adkasi) di Jakarta, Senin (23/11). Rapimnas itu mengusung tema “Sinergisitas DPR RI bersama DPRD dalam mengawal Revisi Perpres No. 33 dan percepatan pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19”. Acara itu dihadiri para pimpinan dan anggota DPRD kabupaten seluruh Indonesia serta instansi terkait.
Kunci pertama, rencana (Blueprint) pembangunan yang tepat dan benar serta diimplementasikan secara berkesinambungan.
“Perencanaan itu penting. Kalau kita gagal membuat perencanaan pembangunan yang benar, berarti kita merencanaan kegagalan buat diri kita sendiri. Dan perencanaan yang benar dan tepat itu menentukan keberhasilan dari program pembangunan, minimal lima persen,” kata Rokhmin yang dalam kesempatan itu membahas materi dengan tema “Potensi kelautan dalam pemulihan ekonomi di masa Covid-19”.
Kunci kedua, setiap warga masyarakat menyumbangkan kemampuan terbaiknya bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, atau ada a critical mass. “Dalam hal ini, jumlah orang capable dan baik minimal 50 persen,” kata Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia mengutip Pareto (1970).
Kunci ketiga, antarwarga masyarakat bekerja sama secara sinergis. “Adapun kunci keempat adalah adanya seorang pemimpin yang capable, kuat, dan baik,” ujar Rokhmin yang juga Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – 2024, mengutip Issard (1972).
Rokhmin menyebutkan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pengangguran terbuka, kemiskinan, dan koefisien Gini (alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk).
Pertumbuhan ekonomi pada September 2019 mencapai 5,02 persen, pada triwuan I, II dan III 2020 masing-masing 2,97 persen, (-5,32) persen, dan (-3,2) persen.
Pengangguran terbuka meningkat hampir dua kali lipat dari 5 persen pada September 2019 menjadi 9,2 persen pada Triwulan III 2020.
Jumlah orang miskin bertambah dari 9,2 persen (25,4 juta orang) pada September 2019 menjadi 10,2 persen (28 juta orang) pada Triwulan III 2020.
Koefisien Gini naik dari 0,375 pada September 2019 menjadi 0,381 pada Triwulan III 2020. Artinya ketimpangan makin tinggi.
Dipaparkan juga peta jalan pembagunan menuju Indonesia yang maju, adil-makmur dan berdaulat. Peta jalan pembangunan itu mencakup perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, tambak dan industri garam, industry bioteknologi perairan, pariwisata bahari, dan pengembangan wilayah pulau-pulau terpencil.