Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Melaksanakan Peluncuran dan Bedah Buku “Pemikiran Sang Revolusioner” Dr. Syahganda Nainggolan

Jakarta – MPI, 27 November 2020 – Peluncuran dan Bedah Buku “Pemikiran Sang Revolusioner” yang dituliskan melalui pemikiran Sang Revolusioner Dr. Syahganda Nainggolan di Kantor Sekretariat KAMI, Jl. Kusuma Atmaja 76, Jakarta Pusat dihadiri para tokoh-tokoh KAMI seperti Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo (Presidium KAMI), walaupun tidak di hadiri oleh Prof. Dr. M. Din Syamsudin (Presidium KAMI) tetap berjalan sesuai dengan Protokol Kesehatan 3 M.

Adapun Para Pembicara yang mengisi acara Peluncuran Bedah Buku ini, selain dari Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo adalah :
– Hariman Siregar (Aktivis Senior)
– Dr. Margarito Kamis (Pengamat Politik)
– Rocky Gerung (Akademis/Filsuf)
– Hendry Harmen (Ketua Tim Buku)

Walaupun Syahganda Nainggolan tidak bisa hadir dalam peluncuran karya bukunya tersebut dikarenakan masih ditahan/dipenjara di Mabes Polri sudah sampai 45 hari bersama rekan Tokoh KAMI lainnya seperti Djumhur dan Anton Permana, beliau tetap memberikan pemikirin-pemikiran revolusionernya untuk Kemajuan bangsa Indonesia dan Kemajemukan Politik Indonesia pasca hingar-bingar RUU Omnibuslaw bulan Oktober lalu.

Pemikiran-pemikiran intelektualnya sekilas dari bedah bukunya adalah Dr. Syahganda Nainggolan adalah seorang yang semakin meningkat kapasitas intelektualnya disertai konsistensi semangat perjuangan membela rakyat kccil yang tak pemah henti. Dia tidak ragu-ragu menunjukkan kritik terhadap pemerintah yang salah dan kritiknya tersebut susah dibantah karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan keberpihakan pada keadilan. Inilah yang membuat Syahganda menjadi berbahaya bagi rezim manapun yang memperlakukan rakyat secara tidak adil.

Saya mengenal Syahganda sejak masuk ITB pada tahun 1984. Sejak awal sudah terlihat bahwa Syahganda merupakan sosok anak muda yang sangat progresifdengan jiwa pemberontakannya terhadap pemasungan kebebasan berpendapat di kampus maupun terhadap ketidakadilan sosial di tanah air. Jiwanya yang keras dilengkapi dengan hatinya yang lembut. Syahganda akan merasa terluka melihat rakyat teraniaya, tertindas dan terabaikan. Di masa kuliah, Syahganda muda dipenjara oleh Orde Baru karena kecintaannya kepada rakyat lemah. Dan kini, di Era Reformasi, Syahganda kembali dipenjara karena konsistensi perjuangannya.

Ketika saya temui di tahanan Mabes Polri, Syahganda tidak menampakkan ketakutan. Dia terlihat tegar dengan wajah penuh senyum. Baginya ini adalah jalan Allah, sebagaimana Allah telah menunjukkan kepada kita bagaimana beratnya para nabi memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Bagi Syahganda, yang berat bagi din’nya selama berada dalam tahanan adalah tidak bisa lagi menulis. Tulisan-tulisan Syahganda adalah oase ditengah keringnya suara-suara kaum intelektual dalam menyuarakan keadilan. Oleh karena itu, kami para sahabat Syahganda berinisiatif menerbitkan buku ini.

Buku ini kami persembahkan kepada para sahabat untuk merenungi pemikiranpemikiran revolusioner Dr. Syahganda sejak tahun 2013 sampai 2020 dalam pergulatan pemikiran dan perjuangan keadilan sosial di tengah cengkraman neokapitalisme, keserahakan oligarki politik dan ekonomi dan new authoritarianism yang menyandra bangsa ini. Buku ini berisi pikiran-pikiran Dr. Syahganda yang telah banyak dimuat di berbagai media berita online seperti RMOnline, FNN Online dan sebagainya. Proses editing, layout dan cetak dikexjakan secara bersama-sama oleh teman-teman aktivis demokrasi, teman-teman jumalis, alumni ITB dan temanteman setia sepeljuangan Syahganda. Semoga buku ini menjadi api yang tetap menghangatkan pikiran dan menerangi jalan bagi pejuang kebenaran dan keadilan di negeri ini. Tak lupa, ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Salam Keadilan,

Pemikiran Sang Revolusinoner Dr. Syahganda Nainggolan



Posting Terkait

Jangan Lewatkan