Aktivis Senior Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Nanang Qosim mengatakan pemuda harus bisa menangkal perkembangan paham radikalisme yang menyasar ke generasi muda. Pemuda harus dapat belajar dari sejarah agar tidak “jatuh” dalam radikalisme.
Hal tersebut disampaikan Nanang Qosim dalam dialog yang dilakukan di Velox TV Jakarta dalam sebuah tajuk “Bincang Velox”, Minggu (13/12).
Nanang Qosim mengungkapkan pemuda harus dapat memilah girah ke-Islaman agar agama tidak diselewengkan ataupun disalahgunakan sehingga dapat melampaui batasan yang ada di negara.
Jika ada hal – hal yang melampaui batas, penting untuk di filter agar pemuda Indonesia tidak terpapar paham radikalisme, ujar Nanang.
Generasi muda harus dapat memilih ulama yang diidolakan agar tidak salah jalan sehingga dapat berakibat negatif dengan mulai dimunculkan tindakan – tindakan radikal. Generasi muda harus dapat mengambil dan menyerap hal positif agar dapat tidak menyalahi aturan yang ada ataupun menabrak norma – norma yang sudah ada, ucap mantan ketua bidang dakwah GPII.
“Jangan sampai sebuah ormas, ketokohan maupun organisasi melawan kepada negara, hal tersebut juga berlaku untuk setiap individu di negara ini” tambahnya.
Pemuda hari ini tetap harus melihat ke sejarah kepada pendahulu yang sudah sangat bersusah payah mendirikan NKRI harus kita jaga dan lestarikan, cermati dan jangan terprovokasi, tutup nanang.