Selama menjabat sebagai presiden Indonesia, Presiden Jokowi berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Salah satu daerah yang menjadi prioritas kebijakan tersebut adalah Provinsi Papua dan Papua Barat.
Presiden meyakini program pembangunan infrastruktur di Papua akan meningkatkan ekonomi lokal dan mobilitas penduduk, yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Papua.
Salah satu perwujudan kebijakan tersebut adalah pembangunan jalan yang menghubungkan seluruh wilayah Papua, yang disebut sebagai jalan Trans Papua, dengan panjang sekitar 4.330 kilometer. Jalan tersebut membentang dari kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua.
Ditempat terpisah, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jhon Wempi Wetipo, menyebut ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Propinsi Papua Barat dengan Propinsi Papua dengan panjang sekitar 70 kilometer akan segera diaspal tahun ini.
PSalah satu ruas jalan Trans Papua yang akan dikerjakan itu yakni rute yang menghubungkan Kabupaten Teluk Wondama di Propinsi Papua Barat menuju Kabupaten Nabire di Propinsi Papua.
“Yang tersisa itu sekitar 70 Km yang belum kita buka. Ada beberapa ruas baru juga yang akan kita buka. Sekarang konektivitas di Papua dan Papua Barat sudah dilakukan hampir 90 persen,” Ucapnya.