PULAU SERIBU Jakarta mediapatriot.co.id Pulau Siput masuk dalam program kerja Pokdarwis untuk pencanangan wisata inovatif dan unggulan sebagai Destinasi Wisata Kelurahan Pulau Kelapa sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang dengan bangga ditetapkan sebagai KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan Asian Heritage Park (Red- Penghargaan Masyarakat Asia kepada Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Konservasi dan Menjaganya).
Sesuai dengan penamaan nya yang saat ini Pulau Siput dibandingkan nama julukan terdahulunya adalah Pulau Z, dengan luas Pulau hanya 4.746 m2 dan dengan karakteristik tanahnya yang berbatu-batu karang dan ditumbuhi Pohon Cemara laut.
Posisi Pulau Siput yang lokasinya persis berada tepat didepan muka Kantor Kelurahan Pulau Kelapa tersebut dan juga masuk dalam kawasan dermaga utama Pulau Kelapa itu, tentu saja menjadikan pulau seluas kurang lebih 5000 meter persegi itu menjadi sangat strategis keberadaannya sebagai pulau pendukung Wilayah Kepulauan Seribu Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Sehingga dengan keberadaan Pulau Siput yang miliki posisi strategis seperti itu, berbagai kalangan dari masyarakat setempat pun merasa berkeberatan jika Pulau Siput tersebut dijadikan sebagai lahan untuk pemakaman. Alasannya, karena peruntukan lahan pemakaman selain dapat merusak estetika, juga tidak selaras dengan keberadaan Wilayah Kepulauan Seribu sebagai Kawasan KSPN.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pokdarwis Pulau Kelapa, Safaatul Anam, yang bersikeras bahwa pihaknya sangat tidak setuju jika wacana Pulau Siput bakal dijadikan sebagai lahan pemakaman akan merusak nilai estetika dan hadirkan pandangan minor masyarakat umum kepada Pulau Kelapa.
Safaatul Anam juga menegaskan bahwa terkait adanya kebutuhan masyarakat soal penting nya ada ketersedian lahan pemakaman saat ini sebagai prioritas utama, tentunya perlu disikapi secara bijak oleh Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu beserta stakeholder terkait lainnya.
“Tetapi kenapa mesti Pulau Siput yang karakteristik pulaunya tidak mendukung sebagai lahan pemakaman?” ujar Ketua Pokdarwis Pulau Kelapa tersebut separo bertanya.
Menurut penggiat pariwisata yang juga sebagai warga masyarakat asli kelahiran Pulau Kelapa itu, ia menjelaskan bahwa karakteristik Pulau Siput yang tanahnya terdiri dari bebatuan karang tersebut, sangat tidak cocok untuk lahan pemakaman.
“Pasalnya ketika dilakukan penggalian hanya dengan kedalaman 1,5 meter saja sudah keluar air laut. Jadi bagaimana mau dibuat liang lahatnya, ditambah luas lahan sedikit dan lokasinya pun persis sebelah lahan konservasi Mangrove, yang merupakan sebagai alur masuk kapal pada Pelabuhan Utama Pulau Kelapa,” terangnya.
“Sebagai Ketua Pokdarwis Pulau Kelapa saya bersama rekan-rekan memiliki alasan kuat untuk menolak. Justru saya mendukung Pemerintah mencarikan lahan baru untuk pemakaman umum sebagai solusi kebutuhan mendesak tersebut,” pungkasnya.
Ediyanto