Padangsidimpuan MPI – Seorang warga Padangsidimpuan inisial SH, yang berbelanja pakaian di Jakarta dinyatkan positif Covid-19, dan ditolak otoritas bandara saat hendak mau pulang. Perempuan paroh baya itu diminta menjalani isolasi dulu sampai dinyatakan sehat.
Tetapi, ibu rumah tangga yang keseharianya berjualan pakaian di pusat pasar Kota Padangsidimpuan itu nekat pulang menumpang bus PT. Antar Lintas Sumatera (ALS). Sepanjang perjalanan, dia berbaur dengan awak bus dan penumpang lainnya.
Kabar itu disampaikan oleh seseorang lewat pesan WhatsApp kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang juga Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution pada Sabtu (10/7) pagi.
Katanya, SH berangkat naik bus ALS dari Jakarta pada Kamis (8/7) dan diperkirakan tiba di Padangsidimpuan sekitar Sabtu (10/7). Sesuai kartu identitasnya, perempuan itu tercatat sebagai warga Kelurahan Panyanggar.
Namun setelah informasi itu diterima dan ditelusuri di lapangan, benar bahwa SH warga Kelurahan Panyanggar, tetapi sudah beberapa bulan tinggal menetap di Kelurahan Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
Sejak pagi tim Satgas Covid-19 Padangsidimpuan terus memantau posisi keberadaan bus yang ditompanginya itu. Hingga akhirnya bus tersebut masuk loket di Jalan Imam Bonjol Padangmatinggi sekira pukul 20:00 WIB.
Begitu bus berhenti, tim Satgas Covid-19 didampingi personil Satpol PP, Polri dan TNI langsung mengarahkan sopir bersama kernet dan seluruh penumpang untuk menjalani Rapid Test/Swab Antigen.
Sementara terhadap SH, langsung diamankan dan dibawa ke tempat karantina di komplek perkantoran Pemko Padangsidimpuan, Desa Pal IV Pijorkoling, Kecamatan Sidimpuan Tenggara. Dia akan menjalani isolasi sampai dinyatakan sembuh atau negatif Covid.
Ketua Satgas Covid-19 juga Wali Kota Sidimpuan Irsan Efendi Nasution membenarkan informasi dan kejadian tersebut. Dari hasil RdT/Swab Antigen terhadap sopir, kernet dan penumpang bus, semuanya negatif kecuali penumpang yang sudah diamankan tersebut.
Di tempat isolasi, SH meminta agar menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun hal itu sulit dipenuhi, mengingat dia terpapar di Jakarta. Sehingga belum diketahui secara pasti apakah yang menularinya itu jenis varian baru, virus Delta atau virus India.
“Sebagai antisipasi, kita tidak memenuhinya. Mengingat di Jakarta banyak ditemukan virus Delta atau virus India yang disebut-sebut lebih ganas dan lebih cepat penularannya,” jelas Irsan. (Habib/DTT)