Dorong Transisi Ekonomi Sirkular di Indonesia, Greeneration Foundation Mengadakan The 4th Indonesia Circular Economy Forum (ICEF)

MediaPATRIOT – Virtual, 21 Juli 2021 — Greeneration Foundation kembali menyelenggarakan Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) untuk membuka wadah diskusi perihal transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular. Di tahun keempatnya, ICEF diselenggarakan pada tanggal 21-23 Juli 2021 secara virtual via Zoom Webinar dan streaming Youtube dengan mengangkat tema Towards Smart & Sustainable Cities Through Circular Economy: Building Resilience During COVID-19 Recovery. Di Indonesia, semangat ekonomi sirkular tercemin dari Perpres No 97/2017 tentang Strategi dan Kebijakan Nasional (Jakstranas) dalam pengolahan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.

Melaui aturan tersebut, target pengurangan sampah telah ditetapkan sebesar 30% dan penanganan sampah untuk 70% pada tahun 2025. Mendukung inisiatif pemerintah ini, tahun 2017 Greeneration Foundation lantas menginisasi Indonesia Circular Economy Forum sebagai platform yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk mendiskusikan isu, tantangan, dan potensi pengimplementasian ekonomi sirkular di Indonesia. Tema yang diangkat tahun ini pun sangat relevan dengan keadaan dunia saat ini.

Greeneration Foundation percaya bahwa praktik-praktik ekonomi sirkular dapat membantu memulihkan perekonomian Indonesia sekaligus membangun ketahanan ekonomi yang lebih baik pasca covid-19 karena dampak positifnya terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta keberlanjutan sumber daya dan lingkungan. Rangkaian acara ICEF ke-4 mencakup 6 sesi pleno dan 9 sesi tematik. Keenam sesi pleno tersebut adalah Circular Economy Action Plan, Urban Spatial Planning and Good Governance, Green Procurement and Green Supply Chain, COVID-19 Resilience through Circular Economy, Circular Industrial Park, dan Advancing Circular Cities from Research and Innovation.

Sementara 9 sesi tematik yang dibawakan adalah Circular City and Eco-Tourism, The importance of Multi Stakeholder Partnership to Accelerate Circular Economy in Indonesia, The Future of Sustainable Fashion in Circular Economic, Circular Jumpstart Demo Day, Advancing EPR for Packaging in Indonesia, Green Economy Best Practices from Hungary, Green Infrastructure Financing in Circular Economy, The Role of Education in Waste Management and Circular Economy to Drive Behaviour Change, dan Your Guide to Sustainable Life. Sambutan pembuka diberikan oleh Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas) menandai dimulainya rangkaian acara Indonesia Circular Economy Forum yang keempat.

Melengkapi sambutan yang disampaikan Menteri Bappenas,, Perwakilan Residen UNDP, Norimasa Shimomura selaku Perwakilan Residen UNDP, Vincent Piket selaku Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, serta Prof. Winarni Dien Monoarfa yang merupakan Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga memberikan pidato mereka. Membuka ICEF tahun ini, Amalia mengungkapkan bahwa ekonomi berkelanjutan adalah pilar yang paling penting dalam pembangunan Indonesia. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi covid-19 membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap perekonomian kita, hingga kita harus beradaptasi untuk mempertahankan ekonomi yang berkelanjutan sembari mengatasi perubahan iklim yang terjadi.

Untuk itu, Indonesia telah berkomitmen untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular pada tahun 2045 dengan memasukkan rencana ini dalam RPJMN 2020-2044. Bappenas juga telah mengarusutamakan gagasan ekonomi sirkular dengan menjadikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagai prioritas nasional nomor satu. Tidak sampai di situ, Bappenas juga mengembangkan konsep smart cities untuk mengintegrasikan ekonomi sirkular ke dalam infrastruktur Indonesia dan kehidupan masyarakatnya yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pidato yang disampaikannya, Norimasa Shimomura menyebut Indonesia Circular Economy Forum sebagai langkah besar yang telah diambil Indonesia untuk bertransisi menuju model pembangunan yang lebih berkelanjutan. Terbukti dari data yang menunjukkan bahwa sejak pandemi, kontribusi ekonomi sirkular terhadap pengurangan emisi menyusut dari yang semula 9,1% menjadi 8,6% saja. Namun model ekonomi sirkular masih memungkinkan kita untuk mengurangi konsumsi material, limbah, dan emisi sembari mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.H.E. Vincent Piket menyampaikan bahwa onsep kota sirkular sudah banyak diadopsi kota-kota besar negara anggota Uni Eropa seperti: Berlin, Tallinn, Estonia, Torino, Italia, Burqas, dan Bulgaria. Sudah terbukti bahwa perencanaan kota sirkular dapat membuat kehidupan masyarakatnya lebih sehat dan aman.

Di Indonesia, Uni Eropa bekerja sama dengan Indonesia Circular Economy Forum melalui program Rethinking Plastics Project untuk mendukung ekonomi sirkular untuk plastik dan mencegah sampah plastik berakhir di lautan. Sesi pleno Circular Economy Action Plan dihadiri Ir. Medrilzam, M.Prof. Econ, Ph.D., Direktur Lingkungan Hidup di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), Indah Budiani selaku Direktur Eksekutif Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Y. W. Junardy selaku Presiden Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan Magnus Bengtsson selaku Sustainability Advisor di Uni Eropa serta dimoderatori oleh Jalal selaku perwakilan Thamrin School of Climate Change and Sustainability.

Melengkapi pemaparan Amalia dalam sambutan pembuka, Medrilzam menjelaskan bahwa Bappenas menggagas Low Carbon Development yang tercantum dalam RPJM 2020-2024 sebagai salah satu program yang diutamakan dalam Prioritas Nasional Enam: Membangun Lingkungan, Meningkatkan Ketahanan terhadap Bencana, dan Perubahan Iklim. Bappenas juga telah mengambil langkah penting untuk mewujudkan tahap pertama dari Circular Economy Roadmap melalui kerja sama dengan UNDP yang didukung oleh Pemerintah Denmark untuk meluncurkan laporan “Manfaat Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan dari Ekonomi Sirkular di Indonesia.” Untuk mendorong transisi menuju ekonomi sirkular, saat ini pemerintah sedang berada pada tahap kedua, yaitu mengembangkan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Nasional.

Tiga tahapan selanjutnya yaitu pengukuhan Platform Ekonomi Sirkular Nasional, pengembangan kerja sama internasional untuk menarik investasi dan menyebarkan model ekonomi sirkular di Indonesia, serta integrasi ekonomi sirkular ke dalam RPJMN 2025-2029. Sementara itu, sesi pleno kedua bertajuk Urban Spatial Planning and Good Governance diisi oleh Ujang Solihin Sidik selaku perwakilan dari Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edison Siagian sebagai Direktur Sinkronisasi Urusan Pembangunan Daerah I Kementerian Dalam Negeri, Brian Sheldon selaku arsitek di AG5 yang berkolaborasi dengan Prasetyo Adi selaku Managing Director Pandega Desain Weharima (PDW Architects), dan Nirarta Samadhi selaku Direktur World Resource Institute (WRI) dengan Maria Dian Nurani dari International Society of Sustainability Professionals (ISSP) sebagai moderator. Bijaksana Junerosano , Founder Greeneration Foundation, memberikan komentar terkait pelaksanaan ICEF 2021. Ia menginformasikan rangkaian acara ICEF lainnya seperti Circular Jumpstart yang bekerja sama dengan Ecoxyztem dan Journalism Class yang berkolaborasi dengan Danone merupakan pengejawantahan konsep dan praktik ekonomi sirkular yang dibahas dalam ICEF tahun-tahun sebelumnya.

Bijaksana juga menyampaikan harapan-harapannya terhadap pelaksanaan ICEF tahun ini dan masa depan ekonomi sirkular di Indonesia. Ia berharap ICEF dapat menjadi katalis dan platform yang mendorong inisiatif percepatan transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan serta semakin banyak menerima partisipasi publik melalui dialog, gerakan, dan kampanye untuk bersama-sama mengimplementasikan ekonomi sirkular di Indonesia. Selain itu, ia juga berharap kerja sama yang terjalin dengan mitra-mitra nasional dan internasional ICEF dapat terus dipertahankan. Di hari pertama pelaksanaannya, ICEF dihadiri oleh lebih dari seribu peserta dengan berbagai latar belakang. Pelajar, akademisi, pelaku usaha, para pendiri startup dan berbagai institusi terkemuka di Indonesia, anggota badan pemerintahan Indonesia, duta besar, hingga aktor internasional lainnya turut meramaikan perhelatan forum ekonomi sirkular yang diselenggarakan oleh Greeneration Foundation ini.

Sesi pleno dan tematik hari pertama ICEF dapat ditonton kembali dengan mengunjungi tautan Bit.ly/4thICEFday1. Rangkaian acara panel hari kedua dan ketiga ICEF pun masih bisa diikuti dengan mengunjungi YouTube Greeneration Foundation pada tautan Bit.ly/4thICEFday2 dan Bit.ly/4thICEFday3. Informasi lainnya mengenai ICEF dan bahasan ekonomi sirkular di Indonesia dapat diakses melalui https://indonesiacef.id/en/

Mitra Strategis ICEF ke-4 adalah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), proyek yang dibiayai bersama oleh Uni Eropa-Jerman “Rethinking Plastics – Circular Economy Solutions to Marine Litter”, IPRO-PRAISE, Kedutaan Besar Denmark di Indonesia, Waste4Change, IATL ITB, Blue Economy Foundation, Most Valued Business (MVB) Indonesia, Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan PT. Napindo. Kami juga didukung oleh mitra proyek kami, yaitu Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI), Friedrich Naumann Foundation for Freedom (FNF) Indonesia, Kedutaan Besar Hongaria di Indonesia, Danone Indonesia, Firma Hukum UMBRA, Lenzing, UNDP Indonesia, Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030 (P4G), Siklus Refill, EcoXYZtem Venture Builder, Ikatan Alumni ITB, Climate Institute, Landscape Indonesia, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), dan Indonesia NPAP. ICEF ke-4 juga merupakan bagian dari rangkaian acara World Circular Economy Forum (WCEF) 2021. (red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan