MESUJI Berita (MPI)- Pemerintahan Republik Indonesia di Masa Presiden Suharto sekurang di Tahun 1989 -1990 pada tahun itu Pemerintah mengadakan program Inpres Desa Tertinggal yang di kenal dengan sebutan IDT, Kepada kelompok warga Desa Wira jaya pada saat itu di ketuai oleh Bapak Winoto seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman Desa Wira jaya di mekarkan menjadi Desa Sri wijaya.
Adapaun yang di sasar program IDT adalah masyarakat miskin di beri bantuan berupa sapi bergulir yang tujuannya untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat yang penyalurannya lewat kelompok. Kelompok yang di maksud beranggotakan 20 orang anggota, kata pak Winoto( 55) selaku ketua kelompok penerima bantuan sapi IDT, berhasil si konfirmasi awak Media MPI, menjelaskan kronologis soal Bantuan Sapi IDT yang pernah ia terima dari pemerintah bersama anggota nya jumat (17/9/21)
“Iya Benar pak kami di beri bantuan sapi IDT oleh pemerintah kurang lebihnya di tahun 1989/1990 an sejumlah lima (5) Ekor sapi indukan kepada kelompok sy (winoto) yang beranggotakan 20 orang. Al hasil sapi bantuan tersebut setelah di pelihara oleh masing -masing anggota ternyata tidak semuanya berhasil melainkan ada dua (2) ekor yang Mati dan tidak bisa hamil orang jawa bilang Majer . Kini tinggalah Tiga (3) ekor sapi IDT yang masih Hidup yang di pelihara oleh anggota hasil dari guliran antara lain adalah sapi yang di pelihara pak parto (44) tahun hasil guliran dari pak komari (45),”katanya.
Ketua kelompok bapak Winoto,bersama anggotanya di jumpai di rumah kediaman parto menjelaskan bahwa sapi yang di pelihara pak komari tidak bisa bunting lagi meskipun sebelumnya sempat bunting dan melahirkan namun anakan sapi atau pedetnya mati.
“Sebelum sapi di gulirkan dari pak komari kepada pak parto sapi indukan sempat bunting lalu beranak tapi anakkan sapinya mati saat itu. Setelah melahirkan dua tahun lamanya sapi indukan tersebut tidak bisa bunting lagi alias majer. Karena tidak bisa bunting lalu oleh pak Komari di jualah sapi itu seharga 8.000.000 juta rupiah hasil dari penjualan tersebut kemudian di belikan sapi indukan lagi seharga 6. 000.000 juta Rupiah kemudian sisa Uang penjualan dn pembelian sebesar 2 000.000 juta Rupiah tersebut di ambil pak Komari selaku pemelihara sapi selama beberapa tahun .sapi guliran seharga 6 juta Rupiah tersebut saat ini di pelihara oleh pak parto (44) yg berdomisili di RT 04/02 Desa Sriwijaya, Kwcamatan Tanjung Raya,Kabupaten Mesuji,Lampung,”papar winoto.
Sementara itu, Rukun Kampung(RK) M.Ali (40) membenarkan bahwa sapi IDT di Desa Sriwijaya masih ada tiga (3) ekor indukan yang dua indukan sudah Mati. (wayan)