MediaPATRIOT – Jakarta – Partai UKM Indonesia secara mengejutkan pada hasil rilis survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) masuk nama partai yang memiliki angka survei 0,1 persen. Partai berbasis kalangan pelaku UMKM, Koperasi dan Pedagang, serta milenial ini fokus menggarap kalangan usaha kecil menengah.
Dimana sejajar PSI 0,5 persen, Partai Emas 0,3 persen, Partai Buruh 0,2 persen, PBB 0,1 persen, PID 0,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, Partai Gelora 0,1 persen, Partai Masyumi 0,1 persen dan Partai Ummat 0,1 persen. Sementara lainnya, Partai Berkarya, PKP, Pinter, Pandai, Partai Nusantara malah dapat 0 persen.
Syafrudin Budiman SIP Ketua Umum DPP Partai UKM Indonesia menyambut gembira hasil survei SMRC sebagai langkah gerakan awal. Bagaimanapun katanya, Partai UKM Indonesia partai yang baru berdiri sejak 8 bulan lalu, pada 7 Mei 2021 di Senen, Jakarta Pusat.
“Dibandingkan PSI, PBB, Garuda, PKP, Berkarya dan Partai Buruh jauh pendiriannya. Mereka partai politik yang malah sudah pernah ikut pemilu. Jika dibandingkan Partai Gelora, Partai Ummat, Partai Emas, dan PID mereka sudah berdiri 2 tahun lalu. Jadi ini spektakuler dan tanda-tanda lebih progresif kedepannya,” kata Syafrudin Budiman SIP saat diwawancarai di JCo Jl. Jatiwaringin, Kota Bekasi, Sabtu (08/01/2021).
Katanya, selama ini Pengurus DPP Partai UKM Indonesia bekerja efektif lewat media digital teknologi dan informasi komunikasi. Selain menggarap kalangan UMKM dan Milenial, Partai UKM Indonesia juga menggarap basis perempuan, disabilitas dan kalangan media.
“Kenapa kami semakin populer dan sudah mendapat elektabilitas politik? Karena kita menggarap basis yang jelas dan segmen yang jelas. Apalagi partai ini adalah partai kader yang militan dan tangguh di lapangan,” terang pria lulusan Sarjana Ilmu Politik FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini.
Gus Din sapaan akrab Syafrudin Budiman mengatakan, Partai UKM Indonesia terus menyelesaikan susunan kepengurusan di 34 Propinsi dan 514 Kabupaten/Kota. Pembentukan ini menggunakan jaringan-jaringan relawan Jokowi, relawan Prabowo dan pelaku UMKM se Indonesia.
“Kami selain didukung para relawan politik juga didukung kalangan UMKM. Yang lebih mantap kita didukung oleh para pelaku media, baik Pimpred, Redaktur dan Wartawan se-Indonesia. Jadi jangan kaget, kalau Partai UKM Indonesia partai paling populer di google indeks dan google news,” ucap Gus Din tersenyum.
Kata Gus Din, Partai UKM Indonesia berasaskan Pancasila dan UUD 1945. Sementara Visinya adalah Menuju Indonesia Bahagia untuk Meningkatkan Kesejahteraan Bersama. Adapun Misinya adalah Keadilan Sosial, Ekonomi Kerakyatan, Kesejahteraan, Kesetaraan Ekonomi, Kemajuan Ekonomi, Persamaan Hak dan Penegakan Hukum.
“Partai UKM Indonesia adalah partai Sosial Demokrasi Kerakyatan (Sosdemkra). Dimana menginginkan negara Indonesia menjadi negara kesejahteraan (walfare state), dengan konsep pemerintahan yang mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warganya,” pungkas Mantan Aktivis Mahasiswa 98 asal Surabaya ini.
6 Parpol Diprediksi Lolos Parlementary Threshold
Sejumlah partai politik diprediksi tak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen dalam perhelatan Pileg 2024 mendatang.
Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) hanya ada enam partai yang masih berada di atas ambang batas parlemen atau bisa mengirimkan kadernya untuk duduk sebagai anggota legislatif di Senayan.
Survei SMRC menunjukkan, elektabilitas PDIP berada di peringkat teratas dengan nilai 25,2 persen. Posisi kedua ditempati Partai Golkar dengan angka 11,2 persen, diikuti Partai Gerindra dengan 10,8 persen.
Selanjutnya, posisi keempat ditempati oleh PKB dengan elektabilitas 8,4 persen, ditempel Partai Demokrat 6,2 persen dan PKS menjadi partai keenam yang lolos ke Senayan dengan nilai 5,1 persen.
Kemudian, Partai Nasdem dengan elektabilitas 3,4 persen, PPP 2,7 persen, Perindo 2,0 persen, PAN 1,8 persen dan Hanura 0,6 persen.
Selain itu, ada PSI 0,5 persen, Partai Emas 0,3 persen, Partai Buruh 0,2 persen, PBB 0,1 persen, PID 0,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, Partai Gelora 0,1 persen, Partai Masyumi 0,1 persen, Partai Ummat 0,1 persen, Partai UKM Indonesia 0,1 persen, Berkarya, PKP, Pinter, Pandai, Partai Nusantara 0 persen.
Sementara, untuk responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 20,9 persen.
“Masih ada waktu untuk berubah. Banyak faktor yang bisa memengaruhi perubahan itu. Salah satunya, untuk partai besar seperti PDIP adalah calon presiden yang diusungnya,” kata kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas dalam pemaparan survei secara daring, Selasa (28/12/2021) kepada media. (red Irwan)