Naskah Pidato Lengkap Börje Ekholm, Co-Chair Digitalization Taskforce of B20 2022 President & CEO Ericsson

MediaPATRIOT – Mr. Arsjad Rasjid, Chairman of Indonesia Chamber of Commerce and Industry (KADIN); Ms Shinta Kamdani, B20 Indonesia Chair; Mr. Gautum Kumra, Session Chair; distinguished panelists; ladies and gentlemen. 

Bapak Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN); Ibu Shinta Kamdani, Ketua B20 Indonesia; Bapak Gautum Kumra, Ketua Sidang; para panelis terkemuka; serta bapak dan ibu sekalian.

 

It is an honor to speak before you. 

Merupakan suatu kehormatan untuk berbicara di depan Anda semua.

 

It is an honor to return as co-chair of the B20 Digitalization Taskforce. 

Merupakan suatu kehormatan untuk kembali menjadi Co-Chair B20 Digitalization Taskforce.

 

Last year’s B20 digitalization taskforce declared ‘digital transformation is a key driver of economic development, a fundamental lever in fighting climate change, and a powerful enabler of social inclusion.’ 

B20 digitalization taskforce tahun lalu mendeklarasikan ‘transformasi digital adalah pendorong utama pembangunan ekonomi, tonggak mendasar dalam memerangi perubahan iklim, dan pendorong inklusi sosial yang kuat.’

 

Those words still hold true. 

Kata-kata tersebut masih berlaku.

 

Digitalization is the closest thing we have to a silver bullet for many of the world’s challenges.

Digitalisasi adalah hal yang paling dekat yang kita miliki, sebagai solusi strategis (silver bullet) untuk berbagai tantangan dunia.

 

We see that 60% of global GDP is forecast to be enabled by digitalization this year. 

Kami mendapati bahwa 60% dari PDB global diperkirakan akan diaktifkan oleh digitalisasi tahun ini.

 

Our research shows that digital technologies have the potential to reduce net global greenhouse gas emissions up to 15 percent by 2030. 

Penelitian kami menunjukkan bahwa teknologi digital memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global hingga 15 persen pada tahun 2030.

 

It is clear that being connected has never been more critical than during Covid-19, helping people earn, learn and socialize. 

Jelas bahwa terhubung tidak pernah lebih penting daripada selama periode pandemi Covid-19, membantu orang untuk menghasilkan, belajar dan bersosialisasi. 

 

A year on from B20 Italy. 

Setahun setelah B20 Italia.

 

Digital’s value has only grown. 

Manfaat penuh digital bertumbuh. 

 

That means the divide between those who are connected and those who are not connected has also grown. 

Itu berarti kesenjangan antara mereka yang terhubung dan mereka yang tidak terhubung juga telah tumbuh.

 

Half the world’s population are not – and have never been – online. 

Setengah dari populasi dunia tidak – dan tidak pernah – online.

 

Closing the digital divide must be an even greater focus this year. 

Mengatasi kesenjangan digital harus lebih difokuskan tahun ini.

 

We need to ensure that high-performing digital infrastructure is in place for developed and emerging markets alike. This is a key vector for the Taskforce.

Kita perlu memastikan bahwa infrastruktur digital berperforma tinggi tersedia untuk market maju dan berkembang. Hal ini adalah faktor utama untuk Gugus Tugas (Taskforce).

 

This infrastructure allows exponential technologies such as 5G, AI, VR to flourish, opening up known and unknown uses, uses that can support inclusion and sustainable growth. 

Infrastruktur ini memungkinkan teknologi eksponensial seperti 5G, AI, VR untuk berkembang, membuka uses yang diketahui dan tidak diketahui, uses yang dapat mendukung inklusi dan pertumbuhan berkelanjutan.

By 2030, we forecast that two-thirds of the world’s workforce will depend on 5G connectivity. 

Pada tahun 2030, kami memperkirakan bahwa dua pertiga tenaga kerja dunia akan bergantung pada konektivitas 5G.

 

We can have all the technology in the world, but if people don’t know how to use it, it is of little value.

Kita dapat memiliki semua teknologi di dunia, tetapi jika orang tidak tahu cara menggunakannya, itu tidak akan berarti apa-apa.

 

It is paramount, therefore, that we work towards closing the digital skills gaps and supporting digital inclusion. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk berupaya mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan mendukung inklusi digital.

 

Literacy and skills are the single biggest, the self-reported barrier to internet access in Africa, Latin America, East and South Asia (GSMA 2019). 

Literasi dan keterampilan adalah penghalang terbesar untuk akses internet di Afrika, Amerika Latin, Asia Timur dan Selatan (GSMA 2019). 

 

The Ericsson Educate program is one such partnership. Live in several countries and in partnership with local schools, universities, and community learning centers, it aims to share those competencies that we have in-house more broadly, addressing those critical skillset demands required by tomorrow’s workforce. 

Program Ericsson Educate adalah salah satu kemitraan tersebut. Berlokasi di beberapa negara dan bermitra dengan sekolah, universitas, dan pusat pembelajaran komunitas lokal, program ini bertujuan untuk berbagi kompetensi yang kami miliki secara lebih luas, menangani tuntutan keterampilan penting yang dibutuhkan oleh tenaga kerja masa depan.

 

One example is in Malaysia. Earlier this month, we announced a collaboration with Universiti Teknologi Malaysia and Digital Nasional Berhad that is helping to educate students on 5G and emerging technologies. This collaboration will enable UTM students to participate and contribute to the country’s digital economy. 

Salah satu contohnya adalah di Malaysia. Awal bulan ini, kami mengumumkan kolaborasi dengan Universiti Teknologi Malaysia dan Digital Nasional Berhad yang membantu mendidik siswa tentang 5G dan teknologi baru. Kolaborasi ini akan memungkinkan mahasiswa UTM untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada ekonomi digital negara.

 

From AI, to robotics, to app development, the rapid pace of change means schools and universities will invariably require the support of industry to take digital learning beyond a basic level, as well as moving students beyond theoretical knowledge.  

Dari AI, hingga robotika, hingga pengembangan aplikasi, laju perubahan yang cepat berarti sekolah dan universitas akan selalu membutuhkan dukungan industri untuk membawa pembelajaran digital melampaui tingkat dasar, serta menggerakkan siswa melampaui pengetahuan teoretis. 

 

This B20, let us from the business community, work to find a good answer to this skills equation.

Pada B20 ini, mari kita sebagai komunitas bisnis, bekerja untuk menemukan jawaban yang baik untuk penyamaan keterampilan ini.

 

In doing so, we can support digital inclusion. Participation is a key for economic growth, benefitting us all. 

Dengan demikian, kami dapat mendukung inklusi digital. Partisipasi adalah kunci pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi kita semua.

 

***

The B20 Inception Meeting of 2022 held in Indonesia on 27 to 28 January 2022 is a dialogue forum that discusses priority issues of the global economic agenda. With the theme “Innovative Progress, Inclusive and Collaborative Growth”, the meeting was attended by 1500 participants from various G20 member countries consisting of business leaders, high-ranking government officials, and business associations. President Joko Widodo attended to inaugurate the event as well as provide direction regarding three priority issues that must be brought to the B20, including the Global Health Architecture, Digital Economy Transformation and Energy Transitions.

Pertemuan B20 Inception Meeting 2022 yang diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 27 hingga 28 Januari 2022 merupakan forum dialog yang membahas isu-isu prioritas paling mendesak dari agenda ekonomi global. Mengangkat tema “Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif”, pertemuan ini dihadiri oleh 1500 peserta dari berbagai negara anggota G20 terdiri dari para pemimpin bisnis, pejabat tinggi pemerintah, asosiasi bisnis. Presiden Joko Widodo turut hadir meresmikan acara sekaligus memberikan arahan terkait tiga isu prioritas yang harus dibawa di B20, yakni Arsitektur Kesehatan Global (Global Health Architecture), Transformasi Ekonomi Digital (Digital Economy Transformation) dan Transisi Energi (Energy Transitions). (red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan