Benny Mamoto Ketua Harian Kompolnas menjelaskan bahwa dirinya dulu kebetulan sebagai mantan Satgas anti teror kemudian saya kuliah di UI program dokter penelitian saya tentang jaringan teror khususnya jaringan di titik sekarang yang ditangani oleh Densus 88 adalah jaringan di mereka hanya berganti badan tetapi tujuannya tetap sama. Urutannya Bagaimana gitu ada di sistem di titik teman-teman dari Densus sudah menangkap pimpinan tertinggi dewan Syuro, kemudian mereka mereka yang memegang kunci sudah ditangkap. Sekarang Ini masalahnya serius sekali karena mereka perencanaannya sangat matang Bayangkan saja pimpinannya itu seorang profesional ada HRD seperti suatu perusahaan besar salah satunya pernah kerja di lima perusahaan, organisasi ini lebih besar dari sebelumnya.
Oleh sebab itu teman-teman Densus punya SOP untuk penyelidikan dan monitoring kalau salah ditangkap kemudian diproses. 800 serangan berhasil digagalkan 800 yang sudah ditangkap kemudian diproses itu merupakan suatu kinerja yang bagus. Kita berikan apresiasi karena negara lain turut mengapresiasi karena berhasil menggagalkan Serangan yang disiapkan oleh mereka titik jadi dengan revisi undang-undang yang diutamakan yaitu fungsi pencegahan itu semua sudah sesuai dengan prosedur.
“Terkait satpam perlu ditambahkan materi pelatihan terkait antiteror Bagaimana operasi mereka penyusupan mereka karena saya juga pernah sebagai dosen untuk memberikan materi. Saya sampaikan materi tersebut kepada internal perusahaan agar tidak terjadi penyusupan, jangan sampai mereka terpengaruh dengan lingkungan dan ideologi teroris. Karena ada beberapa karyawan perusahaan yang ditangkap karena kasus terorisme. Agar para satpam menginformasikan segala tindakan mencurigakan kepada Densus 88 untuk mempermudah pekerjaan Densus 88. Agar bisa profiling orang-orang Yang dicurigai. Peran serta satpam sangat penting untuk membantu Polri agar pemberdayaan satpam di berbagai bidang semakin bisa ditingkatkan kompetensinya.” Tegasnya Benny Mamoto