Kota Bekasi, MPI
Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, selama satu hari menggelar pelatihan pemulasaran jenazah, Sabtu (4/2). Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al Jihad Ciketingudik ini diikuti 70 peserta dsri kalangan laki-laki dan perempuan.
Program pelatihan ini memberikan keterampilan kepada paea peserta tentang tata cara mengurus jenazah, mulai dari memandikan hingga mengubur jenazah. Kegiatan ini merupakan program usulan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk menjawab keluhan masyarakat terkait minimnya petugas pemulasaran jenazah di wilayah Kelurahan Ciketingudik.
Saat diajak berbincang, Sekretaris MUI Kelurahan Ciketingudik Ustadz Saefudien menjelaskan program pelatihan ini merupakan solusi untuk keluhan masyarakat yang menilai minimnya petugas pemulasaran jenazah saat dibutuhkan lingkungan. “Akhirnya kami dari MUI menyampaikan usulan ini kepada pihak LPM Ciketingudik, dan kami bersyukur akhirnya program pelatihan ini dapat terlaksana,” ungkapnya.
Saefudien menyebut peserta yang mengikuti pelatihan ini berasal dari utusan masibg-masing lingkungan RW dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang ada di Ciketingudik. “Peserta dari kalangan masyarakat umum, baik laki-laki atau perempuan, yang merupakan utusan tiap RW dan DKM,” jelasnya.
Terkait teknis pelatihan, peserta akan mengikuti dua tahap pelatihan, yakni teori dan praktek. “Untuk teori kami mengundang narasumber dari MUI Kota Bekasi. Sedangkan untuk praktek, para pederta akan diajarkan tentang cara mengurus jenazah, mulai dari memandikan, mwngkafankan, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah, seauai ajaran agama Islam,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin menyatakan pihaknya memiliki tekad yang sama dengan MUI untuk menjawab setiap keluhan masyarakat. “Karena kami selalu bersineegi dengan seluruh stakeholder dan komponen masyarakat, guna mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan atau keluhan masyarakat, dan kami bersama-sama juga berembug untuk mencari solusi atau jawaban untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut,” ujarnya.
Salim menilai pemulasaran jenazah ini selaras dengan ajaran Islam untuk membantu warga yang sedang berduka karena ada anggota keluarganya yang meninggal dunia. “Ini bagian dsri fardu kifayah, sebuah aktifitas dalam Islam yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur,” paparnya.
Usai pelatihan ini, Salim beeharap para peserta memiliki keterampilan untuk membantu mengurus jenazah jika petugas pemulasaran yang sudah terbiasa bertugas sedang sibuk mengurus jenazah di tempat lain. “Karena lebih cepat lebih baik bagi kita untuk segera mengurus jenazah, sebagai bentuk penghormatan jita terhadap almarhum atau almarhumah,” katanya.
“Setelah pelatihan ini, semoga tidak ada lagi masyarakat yang mengekuh karena sulit mencari petugas pemulasaran jenazah untuk mengurus jenazah anggota keluarganya yang meninggal dunia,” pungkas Salim mengakhiri perbincangan. (Mul)