Viral Karena Moto GP Mandalika, Permasalahan Sampah Lombok Tengah Masih Membayangi

Foto Penimbangan Sampah (Greeneration Foundation)

 

MediaPATRIOT – Lombok Tengah, 21 Februari 2022 – Masih hangat di memori kita animo Tes Pramusim Moto GP 2022 yang diselenggarakan di Internasional Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada 11-13 Februari 2022 lalu. Nantinya perhelatan Moto GP 2022 akan diselenggarakan di Sirkuit Mandalika pada Maret 2022 mendatang. Di balik mewahnya perhelatan internasional ini, ada satu permasalahan yang masih membayangi NTB, yaitu masalah sampah.

 

NTB menjadi salah satu wilayah yang tak luput dari permasalahan sampah. Didaulat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus sekaligus Kawasan Strategis Pariwisata Nasional nyatanya tak membebaskan NTB dari masalah sampah. Tiap harinya, 3.338 ton sampah dihasilkan. Dari jumlah tersebut, hanya 631 ton saja yang dibuang di TPA, sementara  2.695 (80%) ton sampah tidak terkelola. Tentunya, ini menjadi ancaman nyata bagi pengembangan potensi pariwisata NTB.

 

Dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional 2022, EcoRanger dari Greeneration Foundation bersama Yayasan Aksi Indonesia Lestari (Ddorocare) lakukan serangkaian aksi nyata mewujudkan NTB “Zero Waste” melalui penelitian dan cleanup. Didukung oleh Kedutaan Besar Selandia Baru, aksi ini dilakukan di Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada 21-28 Januri 2022.

 

 

Foto Pemilahan Sample Sampah (Greeneration Foundation)

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan tentang permasalahan sampah dan kondisi sosial budaya masyarakat sekitar, serta menganalisis proyeksi timbulan sampah masyarakat agar menemukan strategi terbaik dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei masyarakat, wawancara pemangku kepentingan, dan sampling sampah.

 

Survei yang dilakukan pada 30 warga Desa Wisata Hijau Bilebante mengungkapkan fakta mengejutkan terkait pengelolaan sampah. Rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan oleh warga mencapai 1.2 ton per hari. Jika dihitung per kapita, satu orang bisa menghasilkan 0.4 kg sampah per hari. Sangat disayangkannya lagi, 56.67% warga masih membuang sampahnya begitu saja di lahan terbuka dan 36.67% membuang di selokan.

 

Diagram Komponen Sampel Sampah (Greeneration Foundation)

 

Berdasarkan hasil survei, ada beberapa faktor penyebab permasalahan sistem pengelolaan sampah di Desa Wisata Hijau Bilebante, yaitu: minimnya fasilitas pengelolaan sampah, pengetahuan masyarakat, dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah. Ke depannya, masyarakat, pemerintah, komunitas, dan program EcoRanger harus bekerjasama untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut untuk membangun dan menjalankan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

 

Foto Cleanup (Greeneration Foundation)

 

Tak sekedar melakukan penelitian potensi sampah, EcoRanger  dan Ddorocare juga mewujudkan upaya NTB “Zero Waste” dengan beraksi bersama masyarakat. Dalam rangka menyambut HPSN 2022, EcoRanger melakukan edukasi gaya hidup minim sampah dan pengelolaan sampah sederhana kepada siswa-siswi Madrasah (MI/MTs/MA) Hadil Ishlah Bilebante yang diadakan pada Senin 21 Februari 2022. Antusiasme para siswa sangat tinggi untuk bergerak bersama lindungi bumi, total 206 siswa membersihkan kawasan Desa Wisata Hijau Bilebante dan sekitar sekolah dari sampah. Mereka berhasil mengumpulkan 62,76 Kg sampah. Sampah yang terkumpul akan dikelola lebih lanjut di Bank Sampah Indonesia Lestari (B-SILe).

 

Terkait aksi clean up yang dilakukan, Nita selaku istri Kepala Desa Bilebante mengungkapkan, “Senang sekali ya rasanya melihat anak-anak muda mau peduli pada lingkungan, bahkan mereka mau memungut sampah yang bukan miliknya. Aksi seperti ini harus dipertahankan karena sampahku adalah tanggung jawabku dan sampahmu adalah tanggung jawabmu.”

 

Berkat langkah nyata yang dilakukan, saat ini pemerintah Desa Bilebante telah mendeklarasikan dukungannya untuk EcoRanger dan Ddorocare mengembangkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis masyarakat di Desa Wisata Hijau Bilebante melalui surat dukungan kepala desa.  Tak hanya dari pemerintah desa, New Zealand International Development Cooperation Programme juga mendukung seluruh upaya membangun sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Desa Bilebante. Dukungan ini tentunya dapat memperlancar upaya untuk mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah berkelanjutan agar masyarakat memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab untuk turut berkontribusi menyelesaikan masalah sampah yang mereka hasilkan. Tentunya, mengintegrasikan masyarakat dengan fasilitas pengelolaan sampah milik pemerintah juga diupayakan agar pemerintah turut berperan dalam menangani sampah yang dihasilkan masyarakat. Dengan solusi yang ditawarkan, tentunya Desa Bilebante benar-benar dapat menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang pro lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Tentang Greeneration Foundation EcoRanger

Greeneration Foundation merupakan LSM lingkungan yang berfokus mengubah perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip konsumsi dan produksi berkelanjutan di Indonesia. Greeneration Foundation menjalankan empat program: Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Platform, Kemitraan Strategis, dan Edukasi. Dalam menjalankan empat program tersebut, Greeneration Foundation berkolaborasi dengan pemerintah, sektor privat, media, akademisi, serta masyarakat umum seperti anak-anak, pelajar, dan ibu rumah tangga.

Tentang EcoRanger

Program EcoRanger merupakan program yang dikelola Greeneration Foundation sejak tahun 2018. Program ini menekankan pada aspek pemberdayaan masyarakat dalam upaya mendukung sistem pengelolaan sampah berkelanjutan, khususnya di destinasi wisata Indonesia. Upaya yang dilakukan EcoRanger bertujuan untuk menyukseskan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. (red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan