Menapak Keindahan Nilai Luhur Budaya Bangsa, Pewarna Indonesia Lakukan Perjalanan Napak Tilas ‘Rasul Jawa’

Jakarta, MPI
Kekayaan budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia telah melahirkan keberagaman yang indah di bumi nusantara. Kekayaan budaya ini merupakan peninggalan leluhur bangsa yang merupakan misionaris pribumi lokal yang tangguh dan digjaya hingga nama mereka tercatat dalam sejarah.

Hal ini menjadi perhatian puluhan jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia yang kemudian melakukan perjalanan bertajuk Napak Tilas ‘Rasul Jawa’ mulai dari 28 Maret hingga 4 April. Beberapa daerah di Pulau Jawa menjadi sasaran perjalanan mereka, yakni DKI Jakarta, Jepara, Jombang, Purworejo, dan beberapa wilayah di Jawa Barat.

Perjalanan Pewarna Indonesia diawali dari Gedung MPR RI, Jakarta, Senin (28/3). Usai melakukan audiensi, keberangkatan Pewarna Indonesia kemudian dilepas Siti Fauziah SE MM Plt Deputi Bidang Administrasi dari Kesekjend MPR RI yang mewakili Wakil Ketua MPR RI Dr.Ahmad Basarah.

Saat diajak berbincang, Ketua Umum Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono menjelaskan maksud dan tujuan dari Napak Tilas ‘Rasul Jawa’ ini untuk menelusuri kembali jejak-jejak minionaris pribumi lokal di Pulau Jawa. “Kita telusuri langkah-langkah yang dilakukan para misionary-misionary tangguh dalam menyebarkan kebudayaan hingga agama di Pulau Jawa,” katanya.

Sesuai tema perjalanan ini, Yusuf Mujiono menyebut visi perjalanan ini untuk merevitalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa, guna menyongsong Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh. “Makanya kami berharap setiap peserta bisa seksama memperhatikan setiap agenda perjalanan atau napak tilas yang kami laksanakan di Pulau Jawa ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pelaksana Djajang Buntoro, Mth mengatakan kegiatan ini diikuit oleh 50 orang jurnalis dari Pewarna Indonesia. “Kami juga mengikutsertakan 150 jurnalis dari berbagai media online dalam perjalanan napak tilas ini,” ujarnya.

Djajang Buntoro yang juga Pemimpin Umum Jangkar Pena ini lalu memaparkan beberapa lokasi yang akan ditempuh dalam perjalanan Napak Tilas ‘Rasul Jawa’ ini. “Lokasi pertama adalah daerah Jepara, tepatnya di Desa Bondo, untuk menelusuri jejak langkah Ki Tunggul Wulung, sekaligus kita melakukan ziarah,” ujarnya.

Djajang mengakui banyak wawasan dan pengetahuan yang bisa didapat dari napak tilas ini. “Ternyata bukan hanya Walisongo yang melahirkan Islam Nusantara, siar dengan budaya, Kristen di Jawa juga lahir dari pribumi dengan siar budaya,” ulasnya.

“Itulah sebabnya saya sepakat dengan Bapak Bangsa kita yakni Sukarno yang menyampaikan bahwa kalo jadi muslim janganlah jadi muslim Arab tapi jadilah muslim Indonesia, jadi Kristen janganlah jadi Kristen Yahudi atau Eropa tapi jadilah Kristen Indonesia, kalo jadi Hindu, janganah jadi Hindu India tapi jadilah Hindu Indonesia,” paparnya.

Djajang kemudian berharap rangkaian perjalanan ini memberikan manfaat kepada seluruh peserta yang mengikuti Napak Tilas ‘Rasul Jawa’ ini. “Agar kita memahami tentang kekayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia yakni keberagaman yang indah dan harmonis, juga beragam budaya yang menjadi nilai luhur bangsa untuk kita teladani sebagai generasi penerua bangsa,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan