Tegal Kota, MPI.co.id
12. April 2022 menjadi hari bersejarah, p diasalnya Kota Tegal di hari yang sama tepat berusia 442. th. sederet agenda kegiatan teragenda di Balai kota Tegal. Di sela kegiatan walikota Tegal H. Dedi Supriyono atau yang akrab dipanggil Dedi Dion.
.
Sore Selasa kemarin disaat Walikota Tegal tengah ziarah ke makam Ki Gede Sebayu di Danawari, Dewan kesenian Kota Tegal Melalui komite Teaternya Rudi Iteng, menggelar kegiatan rentetan Hari Teater sedunia 2022.
Kegiatan puncak Hatedu ini menurut Rudi diramaikan dengan pementasan para teater karya Mahasiswa UPS an Poltek Tegal. Bertempat di Taman Budaya Tegal.
Ratusan mahasiswa dan pelajar kota Tegal dan sekitarnya berkumpul selasa sore untuk menyaksikan pementasan Teater Akar dari UPS Tegal membawakan lakon Mega-Mega” karya Arifin C Noer.
Garapan sutradara Yordan Reno Bharata, Sedang malam harinya bada Sholat Isya kembali ratusan mahasiswa Kota Tegal memasuki gedung Taman Budaya guna menyaksikan pementasan “Peristirahatan Terakhir”
Karya Penulis Drama Radio asal Inggris oleh teater Banyu Biru Poltek Tegal. pertunjukan yang kedua ini mendapat apresiasi ketua Dewan kesenian kota Tegal dan aktor drama Bontot Sukandar.”
Pertunjukan teater Banyu Biru disajikan secara menarik, sutradara mampu memvisualkan setting kuburan yang sunyi menjadi keramaian yang menghibur penonton” ujar Bontot sukandar.
Adapun Puncak pertunjukan Teater malam itu sesudah sholat tarawih digelar pementasan Teater Pasak dari kawan kawan SKB Universitas Panca Sakti Kota Tegal.
Pentas kedua setelah sukses di gelar di Kampus, dengan judul ” Ini Budi, Ini Anjing Budi”. karya Santun Calilop, yang merupakan puncak dari peringatan Hari Teater Dunia Hatedu2 x 022.
Dalam pementasan puncak ini Bontot Sukandar selaku pengamat teater kota Tegal mengapresiasi bahwa di pementasan kali ini kawan kawan SKB yang tergabung dalam Teater Pasak “baru membaca naskah”,
Belum terjadi proses berteater yang sesungguhnya. Berbeda dengan Yono Daryono, ketua Dewan Kesenian Kota Tegal mengatakan setelah menonton kedua kalinya, apa yang pernah disampaikan ketika main di UPS ternyata “tidak ada. perubahan”. ini menunjukkan bahwa teater Pasak belum melakukan.
Hal hal yang elementer guna mewujudkan pentas teater yang sebenar benarnya berteater,” Sementara dari para penonton tersebar kritik,” kami ingin nonton anjing uang jadi aktor kok ternyata aktornya yang anjing!” ujar jodi penonton asal Pagirikan.(Deswin/ Noordibyo)