MPI || minggu- ( 17/04/2022 ). Slamet kusaini atau yang biasa disapa pak ulis adalah salah satu aparatur desa yang menjabat sebagai sekdes, yang kurang lebih menjabat selama 23 tahun.
Saat ini usia pak ulis sudah menginjak 59 tahun yang mana pengabdian beliau kepada warga hanya tersisa kurang lebih 1 tahun lagi. Disini pewarta berinisiatif dan meminta ijin untuk menyambangi kediaman beliau dan ingin mengenal sosok beliau lebih dekat.
Setelah kami meminta ijin akhirnya pak ulis mengijinkan kami untuk berkunjung dan pak ulis sangat ber-antusias membagikan ceritanya kepada kami terkait perjalanan dan suka duka nya selama mengabdikan hidup nya melayani warga lebih dari 23 tahun.
Pada tahun 1997 pa ulis sudah mengabdi kepada warga dan bekerja di pemerintahan desa yaitu dengan menjabat sebagai KAUR. Tepat pada tahun 2000 beliau mendapatkan SK sekdes dari bupati saat itu yaitu bapak H Bunyamin Dudih SH. Dan diangkat menjadi sekdes mendampingi kepala desa saat itu alm H Tolib.
Pak ulis adalah saksi hidup pergantian pemimpin di purwakarta khususnya di desa selaawi, selama beliau menjabat sebagai sekdes 6 kali pergantian kepala desa sudah beliau lewati, 6 kali pergantian bupati dan 12 kali pergantian camat. Walaupun saat ini seorang sekertaris desa atau sekdes minimal harus PNS namun hal tersebut tidak berlaku untuk desa selaawi. Beliau juga pernah beberapa kali menjabat sebagai Penjabat sementara ( PJs ) beberapa kali.
Masa jabatan dan pengabdian yang begitu lama membuat saya tertarik menanyakan beberapa hal yang terkait dengan pelayanan kepada warga, Keluhan dan aduan dari warga yang sering beliau terima. PAk ulis pun menjelaskan pada dasarnya aduan dan keluhan warga sebenarnya tidak banyak perbedaan dari tahun ke tahun, jika bukan karena jalan, lama mengurus surat-surat biasanya mengeluh masalah bantuan dari pemerintah.
” keluhan nya yang paling sering adalah terkait jalan, seperti rw 01 pengen di perbaiki jalan nya, dan rw 02 pun meminta jalan nya di perbaiki, ya saya biasanya melihat mana yang lebih prioritas dan mana yang benar-benar bisa menunggu dulu ” ujar nya.
” terus terkait bansos dari pemerintahan, terkadang ada warga yang mengeluh kenapa saya tidak dapat, padahal saya terdaftar sebelumnya, disitu saya menjelaskan kepada warga, untuk beberapa bantuan itu ada batas penerimanya, dan jumlah nya fluktuatif jadi yang sebelumnya 180,bantuan berikut nya turun menjadi 130. Disitulah kami pihak aparatur desa memilih yang lebih prioritas untuk mendapatkan nya terlebih dahulu ” sambung nya.
Sudah seharusnya warga bisa mengerti dan memahami keputusan yang diambil oleh aparatur desa setempat.yang dimana keputusan tersebut pasti berdasarkan musyawarah ataupun keputusan dari pihak pusat. Disela obrolan terkait keluhan warga saya pun menyinggung terkait beberapa Rumah Tinggal Layak Huni ( RUTILAHU ) yang dimana saya sendiri pernah beberapa kali melihat secara langsung pembangun program tersebut ketika saya sedang melewati desa selaawi. Beliau pun menjelaskan terkait program Rutilahu.
” sebenarnya bantuan dan pengerjaan program Rutilahu sendiri tidak pernah memenuhi kapasitas yang dibutuhkan oleh warga desa kami, contohnya bantuan yang diberikan pemerintah hanya cukup untuk 2/3 rumah saja, sedangkan masih banyak rumah yang masih masuk katagori program Rutilahu belum tersentuh dan memiliki status yang sama-sama butuh bantuan ” ujar pa ulis
” melihat hal tersebut membuat kepala desa dan aparatur desa mengajak masyarakat dan tokoh masyarakat untuk bermusyawarah terkait hal tersebut dan akhirnya dibuatlah satu keputusan yaitu diadakan sumbangan seikhlasnya dari seluruh warga masyarakat yang ada di desa tersebut, untuk membantu pembangunan Rutilahu dan hasilnya kami sudah mengerjakan sejauh ini 7 Rutilahu ” sambung nya.
Masyarakat yang mandiri, berdikari dan saling gotong royong. Menyelesaikan masalah dan mencari solusi terbaik dengan cara musyawarah adalah ciri-ciri masyarakat yang maju. Dipimpin oleh pemimpin yang hebat yang memiliki aparatur yang berpengalaman membuat kestabilan dalam pemerintahan menjadi balance. Kebutuhan warga yang benar-benar membutuhkan pertolongan melunturkan rasa persaudaraan demi kepentingan warganya. Saya pribadi salut dengan desa tersebut, desa selaawi, kecamatan pasawahan kabupaten purwakarta.
Terkait semua pengalaman dan perjalanan hidup selama mengabdi kepada warga masyarakat, pak slamet kusaini atau biasa di sapa pa ulis, beliau juga menyelipkan beberapa harapan untuk pemerintahan desa selaawi dan pemerintahan pusat . harapan nya adalah pemerintahan desa bisa menciptakan kondisi yang seperti sekarang kondusif dan masyarakat nya yang sejahtera. Juga cepat dan tepat dalam membagikan bantuan sosial dari pemerintah pusat, kepada warga yang lebih di prioritaskan. Sedangkan harapan pak ulis untuk pemerintahan pusat adalah agar masukan dan pengajuan dari desa di proses dan di respon lebih cepat.
Terkait obrolan singkat kami dengan pak slamet kusaini atau pak ulis saya merasa bersyukur karena bisa mengenal beliau dan belajar banyak hal dari beliau. 23 tahun mengabdi kepada pemerintahan desa dan warga sudah cukup bukti bagi saya untuk mengatakan bahwa beliau adalah pengabdi masyarakat yang sesungguhnya.