Haltim, mediapatrio.co.id – Petani Kelapa Haltim melalui Lembaga Varamau melakukan pengiriman produk coconet hasil produksi mereka sebanyak 10.000 meter persegi senilai Rp 150 juta untuk memenuhi kebutuhan reklamasi lahan bekas tambang PT GAG Nikel di Raja Ampat, Papua Barat. Sebelumnya pada 15/10/21 Lembaga Varamau juga telah melakukan pengiriman perdana produk coconet hasil produk mereka sebanyak 5.000 meter persegi untuk memenuhi kebutuhan PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM) yang beroperasi di Gosowong Kabupaten Halmahera Utara. Sabtu (21/05/22)
Coconet adalah limbah serabut kelapa yang diolah dan dianyam menjadi jaring-jaring (net) dan dapat digunakan untuk mencegah erosi dan tanah longsor dan dapat pula digunakan sebagai media tanam.
Halmahera Timur memiliki potensi sumber daya kelapa melimpah dengan luas kebun kelapa mencapai 13.594 Ha. pemanfaatan buah kelapa selama ini hanya diutamakan untuk produksi kopra sementara sabut kelapa belum dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah saja.
PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara (ANTAM) melihat potensi pemanfaatan limbah kelapa tersebut dan kemudian bekerjasama dengan Masyarakat Petani Kelapa yang kemudian membentuk Lembaga Varamau dengan tujuan Utama memanfaatkan limbah kelapa tersebut menjadi aneka produk yang dapat menghasilkan nilai ekonomis.
Berkat keuletan dan keseriusan para petani kelapa yang terhimpun dalam Lembaga Varamau produk Coconetnya mulai diminati konsumen luar Haltim. pengiriman perdana ini menjadi bukti bahwa produk coconet semakin terbuka sehingga petani mendapatkan keuntungan dari kegiatan pemanfaatan limbah kelapa.
ANTAM sebagai pihak yang selama ini melakukan inisiasi melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) melalui pembinaan dan pendampingan kepada Lembaga Varamau, berharap dengan pengiriman perdana ini akses pasar untuk produk coconet semakin terbuka sehingga petani mendapatkan keuntungan dari kegiatan pemanfaatan limbah kelapa.
Perlu diketahui, Lembaga Varamau pada tahun 2019 telah memproduksi sebanyak 35.250 meter persegi coconet dengan nilai ekonomis Rp 556.4 juta, tahun 2020 lalu sebanyak 75.000 meter persegi coconet dengan nilai ekonomis Rp.1,05 miliar dan sampai 2021 sebanyak 77.950 meter persegi dengan nilai ekonomis 1,1 miliar. Total manfaat ekonomi dari hasil produksi coconet tersebut sebesar Rp 2,7 miliar
Melalui releasenya kepada media ini, ANTAM mendorong akses pasar yang lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan local dan regional Maluku Utara, tapi juga antar propinsi dan pasar ekspor.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kebun kelapa, agar petani mendapatkan keuntungan dan manfaat ekonomi serta peningkatan kesejahteraan karena mendapatkan tambahan pendapatan signifikan dari penjualan sabut kelapa, tempurung, dan produk-produk turunan kelapa lainnya”, kata Fredy selaku Business Support Senior Manager UBPN Malut.
Kedepan ANTAM mengajak seluruh stakeholders untuk bersinergi dan berkolaborasi mengembangkan industry kelapa terpadu sehingga semua potensi tanaman kelapa mulai dari sabut, tempurung, buah kelapa, air kelapa dan bagian-bagian dari kelapa lainya memberikan nilai tambah untuk menggerakan ekonomi local.
“Perguruan tinggi, pemerintah, perusahaan dan masyarakat dan media dapat bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut”, tutur Fredy.