Sosialisasi Stunting di Desa Sindang

Indramayu, MPI.co.id

Balai Desa Sindang Kuwu Carnita mengadakan sosialisasi stunting dan mencegah stunting bagi kader-kader posyandu di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, selasa 21/06/22.

Ibu Camat Sindang, Tri Eka Susanti, dari puskesmas Babadan Dwi Ari Jatmiko petugas pelaksana gusi Kasubag TU, Sulistianingsih, bidan Mariam.

Dihadiri dari Kapolsek serta TNI babinsanya Sindang Indramayu Pa Muhaimin, memberi pengarahan kepada kader-kader posyandu, masalah Stunting terhadap bayi.

Serta dihadiri Dar Puskesmas setempat dan dihadiri dari Kecamatan Sindang.P posyandu, Ujung Tombak Pencegahan Stunting di Indonesi

Ada kabar gembira nih GenBest, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 angka stunting pada usia balita di Indonesia mengalami penurunan, dari 37,2% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018.

Semoga angka itu akan terus menurun dengan semakin diberdayakannya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) seperti saat ini. Mungkin Genbest juga sudah pernah mendengar kalau Posyandu disebut sebagai ujung tombak pencegahan stunting di Indonesia.
Sebagai struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan dari pemerintah, posyandu bisa menjangkau masyarakat secara langsung.   Posyandu juga dapat mampu memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga.
Kekuatan utama Posyandu ada pada deteksi awal terkait dengan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita yang dilakukan secara rutin, sehingga bila ada masalah pada pertumbuhan anak di usia 0-23 bulan dapat segera terdeteksi.
Seperti kita ketahui, stunting dapat dihindari sebelum anak berusia dua tahun (24 bulan). Pengisian kurva KMS  yang dilakukan secara rutin oleh kader/petugas gizi/bidan di Posyandu dapat membantu mendeteksi bila ada kecurigaan ke arah stunting pada anak.
Balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan di posyandu, dapat segera ditindaklanjuti untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan puskesmas atau rumah sakit. Jika terdapat anak yang berpotensi stunting tentunya seluruh elemen posyandu mengadakan evaluasi untuk dicari faktor penyebab dan risiko.

Analisis evaluasi juga dilakukan dengan kunjungan kader posyandu ke rumah untuk menilai faktor risikonya, salah satunya untuk melihat kelayakan sanitasinya. Itulah salah satu alasan mengapa posyandu disebut sebagai ujung tombak pencegahan stunting, karena tugas mereka memantau langsung di lapangan.

Orang tua tentunya memiliki andil terbesar untuk memantau tumbuh kembang anak dengan rutin ke posyandu. Program rutinan mengukur tinggi badan, berat badan, hingga lingkar kepala anak adalah informasi yang harus selalu digenggam orang tua selama periode emas pertumbuhan anak.
Program Posyandu untuk Cegah Stunting Posyandu dapat mencegah anak terkena berbagai faktor risiko stunting melalui program-program yang diselenggarakan. Beberapa program posyandu sebagai upaya pencegahan stunting adalah POPM (Pemberian Obat Pencegahan Pasal) cacingan, penanggulangan diare, sanitasi dasar serta peningkatan gizi.
Selain kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak, posyandu juga menyediakan kegiatan-kegiatan yang bersifat penyuluhan tentang gizi seimbang dan ASI eksklusif. Kegiatan ini berwujud Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu), pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), atau Gerakan Sayang Ibu (GSI). Tujuan kegiatannya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif ibu dan balita dalam upaya cegah stunting.

Nah, selama masa pandemi COVID-19 ini, layanan posyandu memang ditutup untuk sementara waktu, kecuali pelayanan vaksinasi dasar. Namun, GenBest harus tetap menjalin komunikasi via daring dengan bidan desa atau kader posyandu untuk melaporkan perkembangan anak sebagai upaya cegah stunting, ya.(Deswin N)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan