Komisi Hukum & HAM Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Affandi Ismail Hasan mendesak kepolisian segera tetapkan pelaku yang bertanggung jawab dalam musibah kanjuruhan disaster yang menyebabkan wafatnya ratusan orang pendukung Arema FC selain itu kami dari Komisi Hukum dan HAM PB HMI meminta kaji Ulang Penggunaan Gas Air Mata dalam pertandingan olahraga terutama sepak bola.
Ketua Komisi Hukum dan HAM PB HMI Pramudya Whardana mengatakan, kami meminta agar kepolisian dapat segera menetapkan pelaku yang bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan, seperti pihak panitia pelaksana yang mencetak tiket melebihi kapasitas stadion kanjuruhan, penoloakan PT LIB atas permohonan/rekomendasi digelarnya pertandingan pada sore hari, aparat yang menembakann gas air mata secara liar ke arah Tribun yang dipadati suporter antri keluar.
Kami juga berharap adanya PENGKAJIAN ULANG mengenai SOP (Standar operasional prosedur) Bagaimana metode dan cara penanganan massa. Karena penggunaan gas air mata dalam waktu seperti itu tidak relevan digunakan di dalam stadion, berkaca pada beberapa kejadian seperti di Peru, dimana korban wafat disebabkan kepanikan saat gas airmata dilepaskan ke arah penonton, dan Regulasi FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa. Dampak gas air mata tersebut menjadi pemicu wafatnya ratusan orang pendukung Aremania dan aksi susulan yang diduga teracuni gas air mata dan panik terinjak injak saat berdeskan mencari pintu keluar kejadian mirip seperti ini juga pernah terjadi mandala krida Yogyakarta pada februari 2010 dalam laga PSIM vs PSS, meski tak berdampak korban jiwa karena pintu keluar banyak terbuka, namun korban pingsan dan luka juga banyak pada saat itu termasuk para wanita, hal ini benar benar perlu ditanggapi serius agar tragedi maut seperti ini tak terulang kembali dimasa depan, masih banyak solusi dalam membubarkan massa, tutur pram sapaan akrabnya.
kami juga menyampaikan duka cita yang sangat mendalam kepada keluarga besar AREMANIA atas kejadian kanjuruhan disaster kami juga siap mengawal perkara ini termasuk jika ada dugaan pelanggaaran HAM kami harap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bersama bahwa sebuah pertandingan sepak bola tidak lebih berharga dari nyawa seseorang dan timbulnya perdamaian Fans Sepak Bola Indonesia, tutup Pram