Kota Bekasi, MPN
Pemerintah Indonesia secara berkesinambungan terus melakukan upaya penurunan angka penderita Stunting. Upaya pencegahan pun dilakukan melalui kegiatan sosialisasi mengenai gejala dan penyebab Stunting, serta cara pencegahannya.
Seperti yang dilakukan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Drs Hj Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan menggelar sosialisasi di Yayasan Pondok Pesantren Sa’addatuddarain yang berlokasi di wilayah Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (5/10). Hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi ini, antar lain Eni Gustina selaku Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Pintauli R Siregar selaku Koordinator Bidang KBKR BKKBN Provinsi Jawa Barat, dan Marisi selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi.
Selain itu juga hadir Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio, perwakilan dari Kantor Kecamatan Bekasi Selatan, serta Ketua Yayasan Pondok Pesantren Sa’addatuddarain Ustadz Ahmad Ghodzali Amin. Sementara itu, peserta sosialisasi yang berjumlah sekitar 200 orang ini merupakan kalangan pengurus TP PKK, kader Posyandu, dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam penjelasannya, Dra Hj Wenny Haryanto mengatakan Bangsa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045 mendatang, ketika mayoritas masyarakat berada dalam usia produktif yakni antara usia 15 hingga 64 tahun. “Nah jangan sampai ancaman Stunting menjadi kendala bagi bangsa kita saat menghadapi bonus demografi ini,” ujarnya menambahkan.
Wenny lalu menyampaikan penjelasannya terkait Stunting. Menurutnya, Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama.
“Anak yang menderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” ulas Wenny Haryanto yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok.
Dalam kesempatan itu juga, Wenny Haryanto memberikan tips kepada para peserta yang hadir untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” imbuhnya.
Selanjutnya, tambah Wenny, berikan ibu hamil nutrisi yang lengkap, misaknya dengan rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur Empat Sehat Lima Sempurna. “Lalu ketika bayi sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar secara lengkap, agar bayi kita memiliki kekebalan tubuh,” katanya.
Selain itu, sang ibu juga harus memberikan ASI (air susu ibu) Eksklusif untuk bayinya hingga bayinya berusia 6 bulan. “Jangan dengan susu kaleng, buah-buahan atau makanan padat, cukup berikan ASI saja, bagi Ibu2 yang ASInya lancar dan bagus,” tegasnya.
Yang terpenting, ungkap Wenny, kita harus membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih. “Karena akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh anak kita, kalau kita sehat maka anak kita pun akan sehat tapi kalau kita berperilaku hidup tidak sehat, maka anak kita akan mudah terkena infeksi penyakit,” ucapnya.
Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak. “Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau Puskesmas untuk ditimbang badannya, diukur tinggi badannya dan diukur lingkar kepalanya,” katanya.
Menutup pemaparannya. wenny mengajak seluruh kalangan masyarakat Kota Bekasi untuk mendukung upaya pemerintah dalam upaya menurunkan angka penderita Stunting. “Yuk bersama kita jelang generasi yang sehat dan bisa membangun bangsa yang kita cintai ini menjadi semakin maju lagi di masa mendatang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kota Bekasi, Marisi, memaparkan pihak juga sudah melakukan beberala upaya guna menurunkan angka Stunting di Kota Bekasi. Salah satunya dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga sebanyak 5959 tim yang tersebar di wilayah Kota Bekasi.
“Tim itu bertugas memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga yang beresiko Stunting. Satu tim terdiri dari tiga orang yang merupakan kader PKK, Posyandu dan bidan mandiri. Tim ini juga akan memberikan penyuluhan kepada kalangan masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahannya,” ujarnya.
Menanggapi adanya kegiatan sosialisasi ini, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Sa’addatuddarain Ustadz Ahmad Ghodzali Amin secara tegas menyampaikan respon posititnya. Menurut dia, sosialisasi ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat agar bisa mengenali beragam ancaman kesehatan yang selama ini belum diketahui kalangan masyarakat luas.
“Dengan sosialisasi ini, semoga ada manfaat sekaligus menumbuhkan semangat masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan generasi oenerus bangsa yang sehat dan cerdas. Dengan demikian kita bisa memanfaatkan bonus demigrafi sebagai suatu berkah,” pungkasnya. (Mul)