Wenny Haryanto Bareng BKKBN Gelar Sosialisasi Program Percepatan Penurunan Stunting, FP NTT Bekasi Raya Berikan Respon Positif

Kota Bekasi, MPN
Sebanyak 150 orang peserta dari kalangan pendeta dan Forum Pemuda NTT Bekasi Raya mengikuti kegiatan Sosialisasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Wiilayah Khusus yang digelar anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jumat (7/10).

Sosialisi kali ini dilaksanakan di Gereja Victori Indonesia Hope Kota Bekasi yang berlokasi di komplek Ruko Grand Galaxi, Kecamatan Bekasi Selatan. Sementara sejumlah narasumber yang hadir, yakni Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB pada BKKBN RI Martin Suanta, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wahidin, serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, Marisi.

Dalam kesempatan ini, Wenny Haryanto mengingatkan kembali mengenai bonus demografi yang akan dijelang Bangsa Indonesia pada tahun pada tahun 2045 mendatang, ketika mayoritas masyarakat berada dalam usia produktif yakni antara usia 15 hingga 64 tahun. “Sayangnya, bonus demografi ini bisa gagal diraih bangsa kita ini akibat adanya ancaman Stunting,” tegasnya.

Karena itulah, lanjut Wenny, pada Januari 2021 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. Rapat Terbatas ini membahas upaya penurunan angka Stunting yang ditargetkan mencapai 14 persen pada tajun 2024 mendatang.

“Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkap Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok ini.

Kepada para peserta sosialisasi yang hadir, Wenny kemudian menjelaskan mengenai Stunting. Menurutnya, Stunting adalah suatu kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama.

“Anak yang menderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” imbuh Wenny.

Wenny menambahkan, penyebab umum Stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun. “Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala stunting,” katanya.

Wenny juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menurunkan jumlah angka penderita Stunting. “Jangan sampai generasi emas bangsa kita hilang akibat Stunting,” tegasnya.

Pencegahan
Selain memaparkan gejala-gejala stunting. Wenny Haryanto juga memberikan tips kepada para peserta yang hadir untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” ulas Wenny.

Selanjutnya, tambah Wenny, berikan ibu hamil nutrisi yang lengkap, misaknya dengan rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur Empat Sehat Lima Sempurna. “Lalu ketika bayi sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar secara lengkap, agar bayi kita memiliki kekebalan tubuh,” imbuhnya.

Selain itu, sang ibu juga harus memberikan ASI (air susu ibu) Eksklusif untuk bayinya hingga bayinya berusia 6 bulan. “Jangan dengan susu kaleng, buah-buahan atau makanan padat, cukup berikan ASI saja, bagi ibu-ibu yang ASInya lancar dan bagus” tegasnya.

Yang terpenting, ungkap Wenny, kita harus membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih. “Karena akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh anak kita, kalau kita sehat maka anak kita pun akan sehat tapi kalau kita berperilaku hidup tidak sehat, maka anak kita akan mudah terkena infeksi penyakit,” ucapnya.

Terakhir, Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak. “Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau Puskesmas untuk ditimbang badannya, diukur tinggi badannya dan diukur lingkar kepalanya,” katanya.

Usai kegiatan sosialisasi, Ketua FP NTT Bekasi Raya Yohanes Yoseph BM alias John Flores menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Dengan adanya sosialisasi yang dilaksanakan Bu Wenny Haryanto beraama BKKBN ini, kami dari FP NTT Bekasi Raya mendapatkan pengetahuan baru tentang Stunting, dan kami juga bisa mengetahui bagaimana cara mencegah Stunting ini,” tegasnya.

John Flores sepakat bangsa ini harus mampu meminimalisir ancaman Stunting demi lahirnya generasi-generasi penerus bangsa yang sehat. “Upaya bersama yang kita lakukan untuk menurunkan ancaman Stunting ini pasti akan bermanfaat bagi anak-anak kita dalam menghadapi bonus demografi nanti,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan