Haltim, mediapatriot.co.id – Menyambut 40 Tahun warga transmigrasi Wasile di Halmahera Timur, Komunitas pencinta Gagasan Produktif Produktif dan Rasional (Kopigora) melaksanakan diskusi terfokus (FGD), tepatnya di lapangan Desa Rawamangun Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Saptu 22/10/ 2022.
Ketua panitia HUT Transmigrasi Wasile Ibrahim Umar dalam sambutannya mengatakan KOPIGORA adalah komunitas anak-anak muda yang ada di Wasile dan Wasile Timur yang dengan semangat dan kesamaan visi untuk berkarya bagi banyak orang khususnya di Wasile dan Halmahera Timur secara luas, komunitas ini di ketuai Bapak Kader Malagapi, lelaki sederhana yang punya visi besar tentang masa depan bersama yang lebih baik.
Bahwa perayaan HUT transmigrasi Wasile yang di rayakan malam hari ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi sebelumnya kami sudah berusaha menghimpun informasi dari para sepuhan di wilayah transmigrasi ini dan informasi sesepuh itu di komparasikan dengan berbagai literatur serta dokumen-dokumen penting negara. Tak cukup sampai disitu, KOPIGORA juga mendiskusikan ini secara mendalam di internal, “Dari diskusi diskusi panjang itulah KOPIGORA membagi perjalanan 40 Tahun transmigrasi Wasile menjadi 4 fase. 1. Fase akulturasi, fase ini terjadi di 10 tahun pertama, dimana warga transmigrasi di perhadapkan pada penyesuaian lingkungan, bagaimana berdaptasi dengan penduduk lokal maupun dari transmigran lokal, dan yang terberat adalah kesediaan pangan, belum ada yang panen hasil tanaman karena di fase ini warga baru memulai bercocok tanam. Ini adalah masa-masa kritis bagi warga Wasile, sebagian dari warga transmigrasi memilih meninggalkan transmigrasi Wasile dan balik ke Jawa.
Lanjut Ketua, Pada 10 tahun kedua warga transmigrasi mengalami panennya berlimpah tapi akses pasar belum terbuka seperti hari ini, ini masalah baru, pada masa ini sistem transaksi masih bisa barter, penjual ikan bisa di beli menggunakan beras atau lain-lain. Tetapi memasuki 10 tahun ketiga akse pasar mulai terbuka, panen berlimpah itu terjadi akhir tahun 90-an – tahun 2000 s/d 2010, “ada panen berlimpah bahkan kapal yang ke kabupaten lain misalnya Tobelo, beras Subaim juga di angkut ke situ,” jelas Ketua panitia.
Namun, ia merasa sedih karena di 10 tahun keempat hasil panen cenderung menurun, pasar beras kita di kuasai dari luar provinsi Maluku Utara.
“Karena itu kami merasa penting untuk kita diskusikan bersama di malam ini nanti kita di bantu oleh bapak Dr.Janib Ahmad Akademisi Unkhair Ternate, alumnus Italia dan pak Din Adjision Kadis Pertanian Haltim ,” pungkasnya.
Malam ini kita merayakan HUT Transmigrasi Wasile ke 40 tahun, kita berkumpul dalam suasana yang hangat penuh sukacita, kita boleh membayangkan romantisme masa lalu saat kita berjaya tetapi kita tidak boleh larut dengan masa lalu yang jaya itu. Saat ini kita berada di 10 tahun keempat dan sedang menapaki jalan panjang menuju usia 50 tahun, 50 tahun dalam ukuran usia manusia adalah puncak masa keemasan, hayoo singsingkan lengan, bergandengan, membangun kolaborasi yang kuat, membangkitkan optimisme kita sekali lagi bahwa ada kekayaan yang sedang menanti kita, mari tong tukar carita, menyusun rencana menyongsong 50 tahun usia transmigrasi Wasile yang akan datang. Itulah makna tema pada HUT transmigrasi Wasile ke 40 Tahun ini. “Bangkit Berjaya di Usia Setengah”
Sementara itu ketua kopigora Kader Malagapi mengatakan di 24 Oktober Tahun 2022 sampai dengan 10 Tahun mendatang kita mencapai titik keemasan. Dan karena itulah untuk mengurai Masalah yang di kemukakan penting kiranya untuk kita bersama nanti di bantu oleh Dr. Janib Ahmad (Akademisi.Unkhair) dan Din Adjision (Kadis Pertanian Haltim),” sebutnya.
Kader mengatakan dalam diskusi ini ia bisa berbagi banyak informasi dan berdiskusi sembari merayakan ulang tahun sederhana tapi meriah ini. Mudah-mudahan kita dapat menerima masukan yang banyak.
“Bagi kami ini membangkitkan semangat kami dan awal kita bertatih, Karena kehadiran pemateri sangat kompeten nantinya para audiens atau masyarakat dapat menyampaikan hal-hal yang menggangu pertanian,” cetusnya.
Ketua Kopigora bilang diskusi ini juga bukan sekedar diskusi biasa saja, namun dalam agenda ini akan melahirkan pokok pikiran yang bisa di berikan kepada pemerintah untuk membantu merumuskan kebijakan untuk masyarakat transmigrasi di Halmahera Timur.
“Karena hasil diskusi ini kami akan buat dokumen untuk menyampaikan kepada pemerintah daerah. Sehingga di kaji dan di pertimbangkan oleh Pemda untuk melahirkan sebuah kebijakan yang akan lebih pro kepada masyarakat transmigrasi,” pungkasnya
Ketua Kopigora mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan ini, diantaranya PT.ARA, mantan Bupati Haltim Rudy Erawan, Pak Bahtiar Abubakar (Kadis pariwisata), Pak Dwi (Kadis Perhubungan), Pak Ali (Kadis PMD), Pak Slamet (ketua komisi 3 DPRD Haltim), Pak I Nyoman (anggota DPRD Haltim), Pak Hermanto, PT. Antam, Ibu Hj. Ratna Marsaoli (anggota DPRD Provinsi Malut) dan berbagai pihak lain yang sempat kami sebutkan satu-persatu, atas kebaikan hati turut andil dalam kegiatan ini,
Untuk diketahui acara tersebut di buka langsung oleh Camat Wasile Abas Saban dan dihadir oleh Kadis Pariwisata Haltim, Kadis PMD Haltim, Camat Wasile Timur dan Kepala Desa Se-Wasile Dan Wasile Timur serta sesepuh Transmigrasi di Wasile dan Wasile Timur. (Red)