Cegah Stunting Dimulai Sejak Sebelum Pernikahan, Wenny Haryanto Himbau Calon Pengantin Cek Kesehatan Berkala

Kota Bekasi, MPN
Pemerintah terus melakukan berbagai upaya guna menghadapi bonus demografi yang akan dijelang sekitar tahun 2045 mendatang. Salah satunya dengan gencar melakukan upaya percepatan penurunan Stunting di Tanah Air.

Upaya ini diimplementasikan melalui Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Angka Stunting yang dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Rabu (26/10). Kegiatan yang digelar di wilayah Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, ini diikuti sekitar 200 peserta dari kalangan pengurus TP PKK, kader Posyandu, dan elemen masyarakat lainnya, serta dihadiri Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio.

Sosialisasi ini menghadirkan narasumber Zamhir Setiawan selaku Direktur Bina Akses Pelayanan KB pada BKKBN RI, Handayani selaku Kepala UPT Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana Bogor, dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, Marisi.

Saat memulai pemaparannya, Dra Hj Wenny Haryanto, SH menjelaskan tentang bonus demografi yang akan diraih bangsa ini pada tahun 2045 mendatang. “Bonus demografi ini terjadi ketika 70 persen penduduk Indonesia berada dalam usia produktif, yakni pada usia 15 hingga 65 tahun,” ulasnya.

“Sangat disayangkan jika bonus demografi ini bisa gagal diraih bangsa kita ini akibat adanya ancaman Stunting. Karena itulah, pada Januari 2021 Presiden Joko Widodo menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. Rapat Terbatas ini membahas upaya penurunan angka Stunting yang ditargetkan mencapai 14 persen pada tahun 2024. Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkap Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok.

Menurut Wenny, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama sejak bayi masih di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Dia menambahkan, anak yang menderita Stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya.

Wenny lalu memaparkan gejala-gejala seorang anak mengalami Stunting, salah satunya adalah pertumbuhan gigi yang terlambat. “Lalu terjadinya penurunan kemampuan belajar, artinya anak menjadi tidak fokus belajarnya,” ulasnya.

Gejala yang ketiga adalah pertumbuhan tubuhnya melambat. “Lalu gejala yang keempat, wajah anak yang mengalami stunting terlihat lebih muda dari anak-anak seusianya,” ujar Wenny.

Sementara untuk gejala yang kelima, kata Wenny, anak yang mengalami gagal pertumbuhan akan terlambat mendapatkan masa pubertasnya (mimpi basah dan menstruasi). “Kemudian untuk gejala yang keenam, pada usia 8 sampai 10 tahun, anak cenderung menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya,” ungkapnya.

Sedangkan untuk gejala yang ketujuh, karena anak kekurangan gizi yang kronis, menyebabkan dirinya mudah terpapar penyakit. “Nah, itulah gejala-gejala yang terjadi terhadap anak yang mengalami stunting,” jelasnya.

“Sebagai orang tua, kita bisa memantau dan memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak kita. Sehingga kita bisa mengantisipasi dan mencegah secara dini jika ada gejala-gejala ganguan kesehatan yang dialami anak kita,” lanjut Wenny.

“Begitu juga kepada pada calon pasangan pengantin yang hendak menikah, tidak cukup persiapan membuat undangan dan pre-wedding saja, tapi juga harus mempersiapkan kondisi kesehatan dan gizi dirinya dan calon pasangannya, karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan gizi anak yang akan dilahirkan nanti,” katanya.

Saat mengakhiri pemaparannya, Wenny mengingatkan bahwa Stunting harus menjadi perhatian bagi kalangan ibu dan calon pasangan pengantin. “Ketika sudah berkeluarga, pasangan suami-istti sudah mengetahui kondisi kesehatannya masing-masing dan bisa saling mengintrospeksi sebelum memutuskan untuk mempersiapkan kehamilan bagi sang istri, selain itu harus cek kesehatan secara berkala guna mengantisipasi penyakit dan gangguan gizi termasuk Stunting,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan