SANTUNAN ANAK YATIM DAN DHUAFA OLEH DKM MASJID DARUL MUHSININ 1 KALIBARU

Bekasi, MPI
Sholat subuh berjamaah dan santunan anak Yatim Janda dan dhuafa di Masjid Darul Muhsinin 1 Kalibaru, Program ini dimanfaatkan oleh pengurus DKM sebagai momen saling berbagi kepada sesama. 03/12/2022

Acara santunan yang dilakukan oleh pengurus DKM Masjid Darul Muhsinin 1 sekaligus penandatanganan Perubahan SK Pengurus dan SK Petugas Khotib Jum’at, Bilal dan Imam Roatib Masjid Darul Muhsinin 1 yang berlokasi dilingkungan RW. 03 Kelurahan Kalibaru Kecamatan Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi.

SK yang ditandatangani oleh Ketua DKM Masjid Darul Muhsinin 1, Dr H. Ady Firdaus Saady, M.Sc. masa Bhakti sampai dengan tahun 2025 yang di saksikan oleh Ketua Pejuang Siliwangi Indonesia PAC Medan Satria H.Paryadi, SE, pengurus DKM Masjid Darul Muhsinin 1, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Ketua RT.001 dan RT.005 RW.03.Kelurahan Kalibaru Kecamatan Medan Kota Bekasi.

DKM Masjid Darul Muhsinin tersebut memiliki tradisi menyantuni anak yatim dan Dhuafa pada setiap Bulan Bulannya dari sembilan RT.
Pemberian santunan itu dilakukan pada Minggu pertama setiap bulannya di Masjid Darul Muhsinin.

Ketua DKM Masjid Darul Muhsinin Dr.H. Ady Firdaus Saady, M.Sc. menyampaikan, Dirinya mengapresiasi kegiatan ini, Menurutnya tradisi ini yang sangat baik dalam kegiatan pengurus DKM.

“Ini tradisi yang sangat baik, dimana masyarakat saling memulyakan anak yatim dengan cara memberikan santunan, saya salut terhadap Pengurus DKM Masjid Darul Muhsinin yang melestarikan tradisi ini ” tuturnya Sehingga semakin banyak anak yatim piatu yang terbantu.

H. Paryadi, SE dalam kultumnya mengajak jama’ah untuk perbanyak Zikir Istigfar. Istigfar adalah salah satu zikir yang sering kita lupakan dalam keseharian kita. Padahal, zikir ini adalah zikir yang sangat luar biasa. Di samping sebagai penghapus dosa, ternyata istigfar itu memiliki manfaat lain. Dengan beristigfar, Allah akan menghilangkan kesulitan yang melanda kita. Marilah kita resapi kisah berikut.

Alkisah, seorang ibu menceritakan kisah hidupnya.

“Di usiaku yang ke-30, aku diuji dengan cobaan yang berat. Suamiku meninggal dan mewariskan lima orang yang masih kecil. Semasa hidup, mendiang adalah tulang punggung keluarga, sementara aku hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Tugas utamaku adalah sebagai istri yang berbakti dan ibu rumah tangga bagi anak-anak kami.”

“Meskipun penghas tapi cukup untuk hidup sehari-hari. Hidup kami terasa begitu bahagia. Sampai hari nahas itu tiba, suamiku pergi menghadap Sang Pencipta. Semuanya begitu mendadak dan mengejutkan. Sungguh, Setelah itu kondisi keluarga kami berubah 180 derajat. Dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Aku pun tak henti menangis sejak saat itu, sampai-sampai mataku ini terasa berat.” tidak banyak,

“Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja beban hidup keluargaku. Kondisi keuangan semakin menipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta peninggalan mendiang. Aku pun berusaha menggunakannya sehemat mungkin. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang- siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah, yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezeki kami bukanlah suami, orang tua, atau siapa pun. Melainkan Dia, Allah semata.”

“Suatu hari saat berada di dalam kamar, aku men- dengarkan siaran radio Idza’atul-Qur’an. Seorang syekh membawakan sebuah hadis yang bermakna: “Barangsiapa tak henti membaca istigfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya solusi untuk setiap himpitan hidup, jalan keluar untuk setiap kepedihan, kebebasan, serta rezeki, secara tidak disangka- sangka.”
Semoga kisah ini bisa kita renungkan dan bisa bermanfaat untuk kita semua Aamiin. “H.Paryadi”

Reporter MPI. Yadi



Posting Terkait

Jangan Lewatkan