Tapanuli Selatan – Media Patriot co.id – Aksi pembalakan liar di hutan Kabupaten Tapanuli Selatan semakin hari semakin merajalela. Kalau hal terus dibiarkan dikhawatirkan akan menimbulkan bencana alam yakni terjadinya banjir. Pembalakan hutan terjadi dibeberapa wilayah. Diantaranya wilayah Angkola Selatan, Angkat la Timur dan wilayah Sipirok sekitarnya.
Hasil kayu pembalakan hutan tersebut diduga sebagian besar diangkut dan dipasarkan di Kota Padangsidimpuan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan, kayu hasil pembalakan liar dari wilayah Aek Dongdong dan Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal sekitarnya bermuara di pelabuhan HTI (Hutan Tanaman Industri) PT PLP Kelurahan Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan.
Selanjutnya, kayu diangkut dengan mobil truk ke kilang kayu salah-seorang pengusaha yang berada di Desa Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu. Sedangkan kayu yang diduga hasil pembalakan liar dari lokasi hutan Sipirok dan sekitarnya, diduga diantar ke toke kilang kayu di Palsabolas Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan, ungkap tim lembaga Renjana Dedi Tison.
Pembalakan hutan diwilayah tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian serius pihak Polres Tapanuli Selatan karena berada di wilayah hukumnya. Terkait masalah tersebut, tim lembaga Renjana meminta Kapolres Tapanuli Selatan agar menangkap para pelaku dan pengusaha kayu ilegal tersebut.
Terpisah Ketua Tim PPLHI ( Pemerhati Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia) Kabupaten Tapanuli Selatan Fahri Harahap M.Pd, menyampaikan pada awak media,
Minggu 29/01/23 di Kantor PPLHI Komplek Perumahan At-Taubah Kota Padangsidimpuan.
Pada dasarnya, debit air Sungai Batang Ayumi sebagian besar berasal dari lereng Gunung Lubuk Raya di sebelah barat dan lereng Gunung Sibual Buali di sebelah utara Kota Padang Sidempuan. Penggundulan hutan (PEMBALAKAN LIAR) dan kurangnya rehabilitasi lahan tandus dan pertanian selama ini secara perlahan-lahan telah mengurangi sumber air bagi sejumlah anak sungai (aek) dari Sungai Batang Ayumi yang pada gilirannya menyebabkan debit air Sungai Batang Ayumi hingga menuju titik terendah pada masa kini.
Sebaliknya, jika terjadi hujan maka resapan air tidak terbentuk dan mengakibatkan luapan air permukaan tanah di hulu meluncur deras ke anak-anak sungai yang secara kumulatif bermuara di Sungai Batang Ayumi dan kerap menimbulkan air bah yang membahayakan warga di hilir utamanya di sekitar bantaran sungai di Kota Padang Sidempuan.
Beliau juga menambah kan ada apa sebenarnya dengan para penegak hukum, terutama Polres Tapanuli Selatan. Demikian jga dengan Dinas Kehutanan Provinsi yang terkesan Diam dalam hal pembalakan ini.
Semoga para penegak hukum dan Dinas terkait menindak lanjuti berita ini, jangan tunggu kami turun ke jalan. Ujar nya dengan penuh semangat.(DTT)