Kunjungan Pentas Keliling Monolog “Wanci” dari Dewan Kesenian Indramayu dan Sekolah Teater Indramayu disambut Mesra Komunitas Teater Brambang UMUS

Brebes, mediapatriot.co.id – Auditorium Universitas Muhadi Setiabudi Brebes Senin Sore 19 Pebruari 2023 mendadak ramai dan bergetar. Pasalnya bukan karena ada kegiatan wisuda, namun Ada kegiatan pentas pembacaan puisi semi kolosal. Berbarengan dengan pentas Monolog dari sekolah teater Indramayu.

Hadir dalam kegiatan tersebut Pembina Teater Bambang Ghufron dan Tarjono SH. keduanya dosen sekaligus pelatih teater kebanggaan UNUS teater Brambang. Sementara dari luar Brebes hadir Budayawan Tegal Atom Tan Sidik, beserta ibu Istiningsih Pihak Ardiyanto pengasuh Rumah Sastra Tegal, Rudi Iteng dan Istri dari Teater’Q, Henri Terus Siswono dari Rumah Baca Banjaranyar dan Wahyu Ranggati dari Slawi beserta puluhan pekerja teater asal berbagai daerah Tegal Raya disaksikan pula puluhan mahasiswa UMUS dan kalangan dosennya.

Sedang dari Indramayu hadir kepala sekolah Teater Budi bersama aktor Candra N Pangeran dan penari kontemporer Iing Sayuti. Dan yang paling tidak disangka sangka hadir pula di tengah tengah mereka Dewo Kustik. Yang sore itu ikut meramaikan panggung Auditorium UMUS hingga bergetar menyuarakan puisi puisi yang disampaikan lewat irama gitar dan harmonika

Tampak penta dewi kuat in dari Jakarta Mendukung Bergeraknya Gedung Auditorium UMUR Brebes

Lewat sambutannya dosen UMUS Ghufron menyambut gembira kehadiran teman teman seniman dan budayawan dari Brebes dan luar kota untuk memulai buka pintu ruang seni dan Budaya di lingkungan UMUS. Sedang group Teater Tuan Rumah yaitu Teater Bambang berkesempatan menunjukan kemampuannya dalam membaca puisi teatrikal membawa kan naskah “Zikir ” karya Ikranagara.dan Dosen spesialis Baca Puisi Umus Udh.Tardjono SH.

Berkesempatan membacakan dua buah puisinya dengan garang dan meyakinkan. Vokalnya yang keras ditambah mikrofound yang tidak standar membuat apa yang dibacakan para pembaca puisi tidak jelas dan sulit diapresiasi.

Begitu pula saat pidato kebudayaan oleh budayawan Atom Tan Sidik tidak bisa ditangkap dengan jelas apa yang disampaikan karena kualitas akustik gedung auditorium yang patah dan faktor lighting yang tak memenuhi standar pementasan membuat setiap pergantian acara tampak gelap dan sangat payah.

Lebih lebih saat digelarnya Monolog wangi oleh pelajar putri sekolah Teater Indramayu. Rupanya vokal dan keaktor nanya masih minim sehingga vokal dibantu mikrofound tersembunyi sehingga suara nya pecah dan tidak bisa dicerna karena kurang sadar nya pendukung acara pada kondisi akustik gedung yang payah.

Di puncak acara mas Budi dari rombongan komite Teater Dewan Kesenian Indramayu meminta maaf karna ia tidak punya banyak waktu untuk mengatasi masalah teknis tersebut. “Inikan masalah teknis, yangvutamsnya program kami membuka jaringan dengan pihak luar telah terbuka dan mendapat sambutan hangat keluarga besar UMUS Brebes. Ujarnya.

Dalam diskusi yang hangat. Lebe penyair hanya menekankan tiga hal yaitu menumbuhkan manfaat dari apa yang dilihat didengar dan dirasakan. Sedang Henri Terus Siswono menegaskan bahwa “melalui peristiwa budaya hari ini selanjutnya saya mengetuk seluruh pihak yayasan dan perguruan Tinggi UMUS untuk peduli dan menyokong pendanaan kegiatan positif ini secara serius,” usulan bung Terus mendapat dukungan dari seluruh dosen dan mahasiswa. Apalagi mahasiswa yang tergabung di Teater Bambang begitu antusias untuk memperoleh pengetahuan seni teater dan membaca puisi. (NURDIBYO)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan