PT Citra Borneo Utama Tbk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Public Expose (PE) di Financial Hall CIMB Niaga Jakarta pada hari Rabu, 3 Mei 2023 secara Hybrid.
Kondisi Umum Perseroan
– Perusahaan bergerak di bidang usaha perusahaan yang bergerak di industri hilirisasi kelapa sawit melalui produksi dan menjual produk turunan minyak sawit, seperti Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), Olein, Stearin, Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE).
– Kinerja produksi Perseroan didukung oleh pabrik refinery dan fraksinasi dengan total kapasitas sebesar 2.500 metrik ton CPO per hari atau 850.000 metrik ton CPO per tahun serta pabrik kernel crushing (KCP) dengan total kapasitas sebesar 600 metrik ton kernel per hari atau 192.000 metrik ton kernel per tahun. Perseroan memiliki tank farm dengan kapasitas 100.000 metrik ton untuk kebutuhan penyimpanan bahan baku dan hasil produk dari pabrik refinery dan fraksinasi.
– Perseroan berhasil melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham (initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia menjelang penghujung tahun 2022. Di mana Perseroan menawarkan sebanyak 625.000.000 (enam ratus dua puluh lima juta) Saham Biasa Atas Nama yang merupakan Saham Baru atau sebanyak 20x (dua puluh persen) dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan Nilai Nominal Rp100,(seratus Rupiah) setiap saham dan Harga Penawaran sebesar Rp690,(enam ratus sembilan puluh Rupiah).
– Pada penutupan tahun 2022, harga saham Perseroan telah tumbuh menjadi Rp2.180,(dua ribu seratus delapan puluh Rupiah) per saham.
Sementara itu, Laba usaha Perseroan tercatat sebesar Rp414 miliar meningkat 76 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp386 miliar. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan penjualan serta peningkatan pendapatan lain-lain neto dan penurunan beban usaha.
Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan per tanggal 31 Desember 2022 telah diumumkan dan sampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan PT Bursa Efek Indonesia dengan surat No.025/CBUT-JKT/11/2023 perihal Pemberitahuan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Citra Borneo Utama Tbk: dan situs web Perseroan yaitu www.citraborneoutama.co.id, yang semuanya dilaksanakan masing-masing pada tanggal 27 Maret 2023. Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi tersebut juga telah dimuat secara lengkap dalam Laporan Tahunan yang diterbitkan oleh Perseroan.
Pelaksanaan audit atas Buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 telah dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Posisi keuangan PT Citra Borneo Utama Tbk tanggal 31 Desember 2022, hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas untuk 1 tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan Dewan Komisaris:
– Perseroan mengalami tantangan yang tidak mudah, mulai dari cuaca yang ekstrim basah dan dimulainya perang Ukraina-Rusia di bulan Februari. Tak hanya itu, tantangan lainnya yakni kebijakan pelarangan & pembatasan ekspor minyak sawit dan produk turunannya (Domestic Market Obligation/DMO dan Domestic Price Obligation/DPO) pada kuartal Il tahun 2022, cukup mempengaruhi kinerja industri turunan kelapa sawit Indonesia.
– Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Dewan Komisaris memahami sepenuhnya bahwa pengawasan terhadap kinerja kepengurusan Perseroan oleh Direksi tetap harus dijalankan dan ditingkatkan, sehingga kami mampu membimbing Direksi untuk dapat mengantisipasi risiko usaha dengan baik.
– Berdasarkan hasil pengawasan kami, Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi sepanjang tahun 2022 telah menjalankan dengan baik seluruh arahan dan bimbingan yang disampaikan oleh Dewan Komisaris.
Laporan Direksi mengenai jalannya Perseroan dan tata usaha keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 :
– Perseroan berhasil membukukan kinerja yang positif dan dan sangat membanggakan berdasarkan Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2022 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan yang terafiliasi dengan PKF International dengan opini wajar dalam semua hal yang material.
– Aset Perseroan tercatat sebesar Rp3.019 miliar, meningkat sebesar 49X dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aset lancar Perseroan, seiring dengan peningkatan signifikan ekuitas Perseroan.
– Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp9.619 miliar meningkat 114 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp8.662 miliar. Peningkatan total penjualan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan.
– Laba usaha Perseroan tercatat sebesar Rp414 miliar meningkat 74 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp386 miliar dengan perolehan Laba Tahun Berjalan tahun 2022 sebesar Rp223 miliar.
Atas laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2022 sebesar Rp223.147.514.505,(dua ratus dua puluh tiga miliar seratus empat puluh tujuh juta lima ratus empat belas ribu lima ratus lima Rupiah), Perseroan mengusulkan kepada Para Pemegang Saham untuk tidak membagikan laba bersih tersebut sebagaimana dinyatakan sebelumnya dalam Prospektus Perseroan dan akan digunakan sebesar Rp62.500.000.000 (enam puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) sebagai cadangan wajib dan sebesar Rp160.647.514.505 (seratus enam puluh miliar enam ratus empat puluh tujuh juta lima ratus empat belas ribu lima ratus lima Rupiah) sebagai cadangan lainnya yang akan menambah saldo laba ditahan.
Merujuk kepada Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan per 31 Desember Tahun 2022 yang telah dilaporkan dan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Januari 2023, Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan Tahun per 31 Desember 2022, sebagai berikut :
1. Sekitar 548 akan digunakan untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya dimana transaksi rencananya akan dilaksanakan dengan pihak ketiga: dan
2. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan Palm Kernel dalam rangka meningkatkan utilsasi produksi pada pabrik kernel Crushing dan refinery. Dana yang telah Perseroan peroleh dari proses IPO tersebut yaitu sebesar Rp.427.094.375.000 (empat ratus dua puluh tujuh miliar sembilan puluh empat juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu Rupiah), telah dipergunakan oleh Perseroan untuk :
1. pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya, sebesar Rp.22.954.370.850 (dua puluh dua miliar sembilan ratus lima puluh empat juta tiga ratus tujuh puluh ribu delapan ratus lima puluh Rupiah) atau sebesar 10 (Sepuluh Persen) dari total alokasi perencanaan sebesar 544 (lima puluh empat persen)
2. Sisanya belum digunakan oleh Perseroan untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan Palm Kernel dalam rangka meningkatkan utilisasi produksi pada pabrik kernal crushing dan refinery.
Emiten sawit PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) sepanjang tahun 2022 berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 11,04% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan perseroan mencapai Rp9,61 triliun, naik dari Rp8,66 triliun pada 2021. Meski pendapatan meningkat, laba bersih CBUT setelah penawaran umum perdana (IPO) menurun karena beban yang meningkat. “CBUT mengalami pertumbuhan di hampir semua produk minyak sawitnya. Kontributor penjualan terbesar adalah minyak olein, yang menghasilkan pendapatan Rp5,88 triliun, naik 28,95% YoY,” kata Direktur Citra Borneo Ronny dalam Public Expose di Jakarta, Rabu (03/05).
Penjualan sawit inti melonjak 217,34% YoY dari Rp165,42 miliar di 2021 menjadi Rp524,95 miliar, sedangkan penjualan stearin sawit meningkat 30,26% YoY mencapai Rp1,20 triliun. Satu-satunya produk yang mengalami penurunan penjualan di tahun 2022 adalah Refining, Bleaching, Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang turun 53,87% YoY dari Rp2,70 triliun di tahun 2021 menjadi Rp1,24 triliun.
Kenaikan penjualan kumulatif ini dibarengi dengan kenaikan beban pokok penjualan. Anak perusahaan CBUT, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS), mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp8,12 triliun pada tahun 2022, naik 22,71% dari Rp6,62 triliun pada tahun 2021. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku, karena CBUT menghabiskan Rp7,96 triliun untuk pengadaan bahan baku pada tahun 2022, meningkat 21,81% YoY. Alhasil, laba kotor CBUT turun 26,84% YoY, dari Rp2,03 triliun di tahun 2021 menjadi Rp1,49 triliun di tahun 2022. Tren ini juga diikuti dengan penurunan laba bersih tahun berjalan sebesar 22,0%, turun dari Rp286,3 triliun. 10 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp223,14 miliar pada tahun 2022.
Namun, total aset CBUT meningkat signifikan menjadi Rp3,01 triliun pada akhir tahun 2022, naik dari Rp2,02 triliun pada tahun 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan kas dan setara kas yang naik menjadi Rp859,96 miliar dari Rp151 miliar pada akhir tahun 2021. Sedangkan liabilitas CBUT pada akhir tahun 2022 sebesar Rp2,25 triliun naik dari Rp1,93 triliun pada akhir tahun 2021. Ekuitas CBUT juga mengalami peningkatan, mencapai Rp769,52 miliar dari Rp88,70 miliar pada Desember 2021.
Peningkatan pendapatan CBUT dapat dikaitkan dengan pertumbuhan penjualan inti kelapa sawit dan minyak olein, yang telah menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan. Namun, kenaikan beban perseroan, terutama biaya bahan baku, berdampak pada perolehan laba bersih pasca IPO. “Meski begitu, CBUT perlu menerapkan strategi untuk mengelola pengeluarannya untuk mempertahankan profitabilitasnya, seperti menemukan cara yang lebih hemat biaya untuk mendapatkan bahan baku atau mengurangi biaya yang tidak perlu,” pungkasnya.
Red Irwan