Kota Bekasi, MPN
Terjaganya kerukunan hidup umat beragama di Kota Bekasi nampaknya memiliki dampak yang positif terhadap kehidupan masyarakat. Selain keamanan dan kenyaman, masyarakat juga leluasa untuk menjalin silaturahmi meski saling berbeda suku, agama, dan ras.
Terciptanya keamanan dan kenyamanan ini dirasakan seluruh umat muslim di Kota Bekasi saat merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Tanpa adanya gangguan isu agama, masyarakat bisa menikmati kebahagiaan saat merayakan hari Lebaran ini sambil melaksanakan tradisi halal bihalal yang biasa dilaksanakan umat muslim pasca-perayaan Lebaran.
Kebahagiaan ini juga yang terlihat ketika Ketua Yayasan Islamic Center Kota Bekasi Dr KH Muhammad Abid Marzuki, M.Ed, menerima kedatangan kalangan tokoh umat Agama Buddha, belum lama ini. Adanya silaturahmi semakin memperkuat kerukunan lintas agama di Kota Bekasi yang terkenal sebagai kota yang heterogen dan memiliki keberagaman suku dan agama.
Terlihat hadir dalam silaturahmi itu, diantaranya Ketua Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia (Magabutri) Jawa Barat, YM Romo Pandita Drs Upalla Nanda Sutedja, M.Pd. Sementara, ajang silaturahmi ini dirangkai dengan obrolan santai antara KH Abid Marzuki dengan para tokoh Buddhis yang hadir.
Usai kegiatan, Abid Marzuki memberikan respon positif terkait kunjungan para tokoh Agama Buddha ini. ‘Ya kami berbincang santai, bersilaturahmi sekaligus melakukan halal bihalal lintas agama dengan memanfaatkan momentum perayaan Lebaran,” ungkapnya.
Abid Marzuki menyebut halal bihalal libtas agama ini merupakan bukti adanya semangat kebersamaan untuk saling berbagi kebahagiaan yang mendorong umat untuk saling bersilaturahmi. “Secara pribadi saya memandangnya sebagai refleksi dari komitmen untuk hidup berdampingan secara harmonis. Hidup rukun dan harmonis termasuk dengan umat lain adalah implementasi ajaran Islam,” katanya.
Menanggapi adanya silaturahmi ini, tokoh umat Nasrani di Kota Bekasi, Pdt Djajang Buntoro, Mth menyatakan silaturahmi ini selaras dengan semangat para tokoh lintas agama dalam membangkitkan kembali warisan leluhur, yakni Sobatande. Silaturahmi, lanjut Djajang, menjadi upaya bersama untuk memperkuat pilar-pilar persatuan berbangsa dan bernegara yang terkandung dalam Pancasila.
Sobatande adalah warisan budaya asli Bekasi. Hal ini dijalankan keluarga Pahlawan Nasional putra Bekasi KH. Noer Alie saat menjalin hubungan sobat tande dengan keluarga Chio Wat Siong dan Chio Wat Eng yang berbeda etnis dan agama.
“Sobatande atau bersahabat dengan orang beda suku dan agama adalah implementasi dari nilai luhur Pancasila. Sedangkan Pancasila adalah implementasi dari Islam yang rahmatan lil alaminnn, juga implementasi dari ajaran Kristiani yang dasarnya adalah rasa kasih,” pungkas Djajang yang merupakan pimpinan jemaat Gereja Victori Indonesia Hope yang berlokasi di kawasan Bekasi Selatan ini. (Mul)