MPI – Kota Bekasi – Belum sepenuhnya kota Bekasi ,dengan sebutan Bekasi keren tebukti masih banyak yang belum tersentuh oleh pemkot Bekasi ,terkait tempat sejarah yang di lupakan contohnya .Pertempuran Sasak Kapuk, bentrokan berdarah dalam memperjuangkan Kemerdekaan di Bekasi.
Lokasi Sasak Kapuk yang berada di Jalan Raya Pejuang Pondok Ungu yang dulu menjadi area pertempuran mematikan para pejuang kemerdekaan melawan tentara sekutu.
“Edi Setiawan anggota Wibera Pejuang Siliwangi Indonesia sebagai kaum milenial merasa miris dan tergugah hatinya untuk menyuarakan tempat yang mengandung banyak sejarah sekarang menjadi tumpukan sampah yang di apit oleh perusahan perusahan yang ingin mencari keuntungan di kota Bekasi ,ucapnya .
Saya juga berharap kepada pemkot Bekasi terutama dinas terkait dan juga plt Walikota Dr Tri Adhianto supaya bisa cek langsung kelokasi tempat sejarah tersebut ,lanjut Edi.
Karena juga sebentar lagi bangsa Indonesia akan melaksanakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia HUT RI pada 17 Agustus 2023, yang ke 78 Tahun mendatang ,untuk itu saya berharap kepada PLT. Walikota Bekasi yang selalu bilang jangan Melupakan ” Jas Merah ” kalau bisa di tempat sejarah tersebut di jadikan ikon/monumen yang berhubungan dengan sejarah masa lalu karena terdapat cerita heroik para pejuang kemerdekaan yang patut diingat,ucapnya.
Diantaranya pertempuran Sasak Kapuk di Bekasi, pertempuran ini bisa dibilang cukup mematikan lantaran menelan cukup banyak korban jiwa dari pihak pejuang kemerdekaan.
Di dalam buku Kemandirian Ulama Pejuang KH Noer Ali karya sejarawan Bekasi Ali Anwar, pertempuran Sasak Kapuk terjadi pada 29 November 1945.
“Sekutu melakukan penyerangan terhadap Cakung, Pondok Ungu, dan Kranji,” kata Ali Anwar dalam bukunya.
Saat itu sekutu menggunakan tentara Punjab ke-1/16, Squadron Kavaleri FAVO ke-11, pasukan Perintis ke-13, pasukan Resimen Medan ke-37, dan Detasemen Kompi Medan ke-69 serta dengan 50 truk lima meriam dan beberapa mortir dan kanon. Penyerangan sekutu tidak lain karena kemarahan atas eksekusi 26 awak pesawat Dakota Inggris yang melakukan pendaratan darurat di Rawa Gatel Cakung, 23 November 1945,lanjutnya.
Seluruh awak pesawat Dakota Inggris ditahan di sel tengsi Bekasi, pihak sekutu meminta agar seluruhnya dibebaskan tetapi pejuang Bekasi justru melakukan eksekusi mati,cerita dalam sejarahnya .
“Pertempuran pertama terjadi di Cakung, mengakibatkan jatuh korban pada kedua belah pihak, dari pihak Republik (pejuang kemerdekaan) sebanyak 13 orang,” tulis Ali dalam bukunya.
Pasukan sekutu kemudian berusaha merangsek masuk ke jantung wilayah Bekasi. Namun langkah mereka tertahan di Kampung Rawapasung selanjuntya ,.
“Mereka ditahan TKR, Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI), Laskar Rakyat (LR) dan Pasukan Pencak Silat (PS),” papar Ali Anwar masih dalam buku yang sama.
Terlalu sulit untuk menembus hadangan para pejuang kemerdekaan, tentara sekutu lalu mundur ke arah Pondok Ungu (saat ini wilayah Kecamatan Medan Satria).
Pada saat itu , pasukan Hizbullah pimpinan KH Noer Ali dan dua regu pasukan TKR laut pimpinan Mayor Madnuin Hasibuan sudah menunggu.
Pertempuran mematikan ini akhirnya terjadi, pasukan KH Noer Ali kala itu hanya bermodalkan golok dan bambu runcing.
Menyerang secara mendadak pasukan sekutu yang sebelumnya sudah dipukul mundur pejuang di Rawapasung.
“Pada awalnya tentara sekutu terdesak oleh serangan mendadak pasukan Hizbullah. Namun tidak sampai satu jam kemudian tentara sekutu yang bersenjata lengkap balik menyerang, sehingga pasukan KH Noer Ali terdesak sampai ke Jembatan Sasak Kapuk,” tuturnya .
Setibanya di Sasak Kapuk, tentara sekutu menembakkan mortir dan meriam dari arah Gardu Cabang, 30 pasukan Hizbullah jadi korban dalam bentrokan tersebut.
Letak Sasak Kapuk yang menjadi lokasi pertempuran, saat ini berada di Pondok Ungu tepatnya Jalan Raya Perjuangan, Kota Bekasi.
Posisinya tidak jauh dari lokasi PT Bridgestone Tire Indonesia, daerah ini juga disebut Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria yang sekarang sudah masuk Bekasi Kota ,tutupnya
red : MPI