Dikunjungi Bappenas, MOTAH-1 Siliwangi Sektor 7 Jadi Solusi Penanganan Sampah Berbiaya Murah.

Kab Bandung, MPN.

Mesin Olah Runtah (MOTAH-1) Siliwangi yang berada di Desa Cangkuang Wetan menjadi sorotan masyarakat luas, berbagai instansi baik sipil maupun militer datang berkunjung untuk melihat proses pembakaran sampah tanpa bahan bakar dan listrik.

Selama beroperasi 8 bulan membantu satgas Citarum sektor 7, Motah-1 sudah menanggulangi sampah sebanyak 450 ton, baik sampah di darat maupun sampah yang diangkat dari sungai Citarum.

Hal itu disampaikan Dansektor 7 Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat saat memberikan paparan dihadapan Direktur Regional 1 Bappenas Abdul Malik Sadat Idris yang datang bersama rombongan ke lokasi Pengolahan Sampah, Senin (2/10).

” Kunjungan dari Bappenas ini menjadi vitamin bagi kami untuk terus berjuang dalam membasmi sampah, apalagi saat ini sedang dalam kondisi darurat sampah,” ujar Dansektor 7.

Menurut Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat, mesin Olah Runtah Siliwangi ini dioperasikan dengan sangat mudah, mesin tanpa menggunakan solar dan listrik yang memakan banyak biaya.

” kapasitas mesin ini bisa menanggulangi sampah sekitar 10 ton perhari, selain sampah dari sektor 7, mesin ini juga mendapat kiriman sampah dari daerah lain,” tutur Dansektor.

Setelah melihat langsung cara kerja MOTAH-1, Abdul Malik Sadat Idris langsung memberikan apresiasi, Mesin Olah Runtah buatan warga Kabupaten Bandung ini sangat canggih, sudah berjalan selama 8 bulan mesin masih lancar beroperasi nya.

” Sebagai bagian dari Citarum harum saya terharu, saat ini ada solusi dalam menangani sampah, dan merupakan hasil dari putra daerah yang bersinergi dengan satgas Citarum,” ujar Direktur Regional 1.

Mesinnya canggih tambah Abdul Malik, tanpa bahan bakar, berbiaya murah ini sangat membantu, partisipasi masyarakat serta pembinaan dari TNI juga dukungan BBWS permasalahan sampah mulai menemukan jalan yang sustainable.

” Penemuan ini semoga terus mendapat, dukungan proses sertifikasi berjalan lancar dan dapat di replikasi, ini merupakan tonggak agar program Citarum harum dapat terus berjalan, yang pasti apapun bentuk dan namanya semangat nya tetap sama,” tutup Abdul Malik Sadat Idris.

Rie.



Posting Terkait

Jangan Lewatkan