Digelar Wenny Haryanto dan BKKBN, Masyarakat Jatiluhur Antusias Ikuti Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting

Kota Bekasi, MPN

Upaya terus-menerus dilakukan pemerintah dalam rangka mengurangi angka stunting. Salah satunya dengan sosialisasi yang dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto, SH bersama BKKBN, Sabtu 14/10), yang diikuti sekitar 250 peserta dari kalangan masyarakat Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jayiasih, Kota Bekasi.

Seperti biasa, sosialisasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya A Syamsul Hadi, S.Pd, M.AP selaku Ketua Tim Kerja Penguatan Tata Kelola Pelayanan KB pada Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Kepala DPPKB Kota Bekasi Ika Indah Yarti. Terlihat hadir dalam kegiatan ini, Ketua Kadin Indonesia Huda Sulistio dan salah seorang tokoh masyarakat Kota Bekasi H Zainul Miftah.

Dalam sosialisasi ini, Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH kembali menegaskan kembali mengenai bonus demografi yang akan dijelang Indonesia tahun 2045. “Saat bonus demografi pada tahun 2045 nanti, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun,” ungkap Wenny Haryanto mengawali pemaparannya.

Lebih lanjut, Wenny mengungkapkan program pemerintah dalam rangka menekan jumlah penderita Stunting di Tanah Air. “Bonus demografi itu akan terancam gagal kita raih apabila Stunting tidak dikendalikan, dan akibatnya Indonesia akan gagal meraih tahun keemasannya di tahun 2045 nanti,” ulas Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok ini.

Upaya penurunan Stunting ini, lanjut Wenny, dimulai pada Januari 2021 saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. “Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkapnya.

Lebih lanjut Wenny kemudian memaparkan tentang Stunting kepada seluruh peserta sosialisasi. Menurut Wenny, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama sejak bayi pertama kali dibuahi sampai berusia 2 tahun.

Wenny menambahkan, penyebab umum Stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun. “Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala Stunting serta bagaimana cara mencegahnya,” katanya.

Terkait pencegahan, Wenny lalu memberikan tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” ulas Wenny.

Satu harapan kemudian disampaikan Wenny agar Bangsa Indonesia mampu mencapai zero Stunting, yang artinya tidak ada lagi penduduk yang menderita Stunting. “Semoga dengan upaya kita bersama menurunkan angka oenderita Stunting di Tanah Air, bangsa kita bisa menikmati bonus demografi ini menjadi satu berkah untuk generasi emas yang dimiliki bangsa yang kita cintai ini,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan