Gerakan Brigade Pelajar Islam Indonesia Mewujudkan Transformasi Pelajar Menuju Indonesia Emas 2045

Gerakan Brigade Pelajar Islam Indonesia Mewujudkan Transformasi Pelajar Menuju Indonesia Emas 2045

Mentra – Koordinator Pusat Brigade Pelajar Islam Indonesia (Koorpus BPII) peringati Hari Lahir Nasional ke – 76 dengan menggelar Seminar Nasional dengan tema “Gerakan Brigade PII Mewujudkan Transformasi Pelajar Menuju Indonesia Emas 2045” di Gedung Heritage Kemenko PMK, Jakarta pada hari Selasa, 1 November 2023.

Adapun acara Seminar Nasional tersebut di hadiri oleh Abdul Kohar Ruslan S. Hum (Ketum PB PII), Prof. Dr. Rafik Karsidi (Staff Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembagunan & Kebudayaan RI), Komjen Pol. Prof. Dr. Dharma Pongekun, Almaroghi (Komandan Koorpus Brigade PII), Muhamad Naza (Kastaff Koorpus Brigade PII)

Komandan Koorpus BPII, Almaroghi, mengatakan, bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pembangunan suatu negara. Indonesia sebagai negara yang tengah menuai bonus demografi harus secara bijak memanfaatkan momentum ini. Pasalnya, fase ini hanya dinikmati satu kali oleh sebuah negara dan dapat menjadi penentu kondisi perekonomian di masa depan.

“Keberhasilan dalam memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia sejatinya dapat menjadi peluang untuk keluar dari dekapan Middle Income Trap demi mencapai tujuan sebagai negara maju pada 2045,” ucapnya.

Alma, menambahkan, jika pengelolaan secara ceroboh dapat membawa pada bencana demografi berupa pengangguran masif dan ketika negara mulai masuk ke masa aging population. Selain itu, Seperti yang kita pelajari juga, terdapat banyak hal yang berpotensi menjadi ancaman terhadap visi Indonesia emas 2045 ini, diantaranya kegagalan bangsa ini mengeloa sumberdaya alam, eksploitasi yang tidak terukur menjadi mimpi buruk bagi generasi yang akan datang.

“Sebagai negara yang berdiri tepat di cincin api Pasifik. Bukan hal baru juga bahwasannya bangsa ini perlu waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas geotektonik,” tambahnya.

Komandan Pusat, melanjutkan, reseliensi atau kemampuan bangkit dan pulih bangsa ini dari ancaman sosial dan ancaman alam perlu terus diperkuat, bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau beberapa organisasi saja. Akan tetapi kita semua perlu mulai benar benar serius untuk mengerahkan segala daya upaya dan berkolaborasi untuk mencapai visi Indonesia emas 2045,” lanjutnya.

 

Globalisasi (Komjen Pol. Dharma Pongrekun)

Proses penyatuan sistem seluruh dunia didalam segala aspek kehidupan manusia yang bertujuan untuk mengambil alih kendali hidup manusia dari kendali Tuhan, agar dapat dikendalikan secara total dengan menggunakan teknologi digital.

AGHT adalah Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan.
– Ancaman adalah sesuatu yang membahayakan keamanan dan stabilitas nasional. Ancaman tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Contoh: terorisme, separatisme, dan ancaman militer dari negara lain.
– Gangguan adalah suatu hal yang menganggu keamanan dan stabilitas nasional, namun tidak sampai membahayakan keamanan dan stabilitas nasional secara serius. Contoh: demonstrasi, aksi unjuk rasa dan kerusuhan sosial.
– Hambatan adalah suatu hal yang menghalangi upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan nasional, hambatan tersebut bisa berasal dari berbagai faktor. Contoh: masalah ekonomi, masalah sosial dan masalah politik.
– Tantangan adalah suatu hal yang memerlukan upaya besar dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasinya, tantangan tersebut bisa berasal dari berbagai faktor. Contoh: perubahan iklim, masalah pangan dan masalah energi.

Definisi Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri langsung atau tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Red Irwan



Posting Terkait

Jangan Lewatkan