Atasi Kendala Bonus Demografi, Wenny Haryanto: Cegah Stunting, Itu Penting!

Kota Bekasi, MPN

Secara berkesinambungan, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mensosialisasikan upaya penurunan angka Stunting. Upaya ini dilakukan untung menyambut tahun keemasan bangsa ini di tahun 2045 selaras dengan datangnya bonus demografi.

Melalui sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting yang digelar di Gedung Serbaguna, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Minggu (19/11), Dra Hj Wenny Haryanto, SH mengungkapkan upaya pencegahan dan penurunan Stunting demi mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat dan handal untuk menyambut datangnya bonus demografi.

“Saat bonus demografi pada tahun 2045 nanti, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun. Karenanya, cegah stunting itu penting, agar bangsa kita memiliki generasi penerus yang sehat dan siap menyambut tahun keemasan bangsa yang kita cintai ini,” ungkap Wenny Haryanto mengawali pemaparannya.

Sosialisasi ini juga menghadirkan narasumber lain, antara lain Fazar Supriadi Sentosa selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Ihat Siti Hodijah, S.Sos, M.Tr.IP selaku Kepala UPTD Pengendalian Penduduk Kecamatan Bekadi Utara. Terlihat hadir Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio dan tokoh perempuan Kota Bekasi Sukmawati Sultan.

Lebih lanjut Wenny Haryanto menegaskan bonus demografi itu akan terancam gagal diraih apabila Stunting tidak dikendalikan. “Akibatnya Indonesia akan gagal meraih tahun keemasannya di tahun 2045 nanti,” ulas Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok ini.

Upaya penurunan Stunting ini, lanjut Wenny, dimulai pada Januari 2021 saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. “Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkapnya

Satu harapan kemudian disampaikan Wenny agar Bangsa Indonesia mampu mencapai zero Stunting, yang artinya tidak ada lagi penduduk yang menderita Stunting. “Semoga dengan upaya kita bersama menurunkan angka oenderita Stunting di Tanah Air, bangsa kita bisa menikmati bonus demografi ini menjadi satu berkah untuk generasi emas yang dimiliki bangsa yang kita cintai ini,” ujarnya.

Harapan yang sama juga disampaikan Fazar Supriadi Sentosa. Menurutnya upaya penurunan Stunting ini selaras dengan visi dan misi BKKBN.

“Untuk kita ketahui bersama, BKKBN memiliki visi untuk menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Salah satu indikatornya adalah asupan gizi yang cukup agar keluarga kita biaa tumbuh seimbang dan berkualitas,” papar Fazar.

Sedangkan untuk visi BKKBN lanjut Fazar, adalah mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan, menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, dan emfasilitasi Pembangunan Keluarga. “Selain itu juga mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, serta membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan