Kota Bekasi, MPN
Jelang akhir tahun 2023, pemerintah tetap gencar melakukan upaya pencegahan dan penurunan angka Stunting. Satu sasaran yang dicapai, yakni meraih bonus demografi dengan mempersiapkan generasi oeneris bangsa yang sehat dan gizi berkecukupan.
Salah satu upaya ini dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di wilayah Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medansatria, Kiota Bekasi, Senin (11/12). Kegiatan ini diselenggarakan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Nampak hadir memberikan pemaparan sebagai narasumber yakni Herman Melani, SH, MH selaku Ketua Tim Kemitraan BKKBN Jawa Barat. Juga hadir Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio dan tokoh perempuan Kota Bekasi Sukmawati Sultan.
Dalam kesempatan itu, Wenny Haryanto menyampaikan rasa optimisnya jika Kota Bekasi akan mencapai target zero Stunting di tahun 2024 mendatang. “Saat ini sudah terjadi penurunan Stunting yang signifikan di Kota Bekasi yang signifikan, sehingga saya optimis Kota Bekasi bisa zero Stunting di tahun 2024,” katanya.
Menurut Wenny, gencarnya sosialisasi yang diberikan pemerintah memberikan dampak positif terhadap upaya penurunan Sttunting. “Masyarakat jadi paham dan memiliki wawasan terkait apa itu Stunting sekaligus mengerti cara pencegahannya,” imbuh Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi wilayah Kota Depok dan Kota Bekasi.
Wenny lalu mengapresiasi sinergitas yang terjalin antara tenaga medis, kader PKK dan Posyandu di Kota Bekasi yang bekerja keras mendukung upaya penurunan Stunting. “Masyarakat Kota Bekasi juga ikut peduli dalam upaya mencegah Stunting, ini menjadi indikator utama untuk mencapai zero Stunting,” ungkapnya.
Tanpa bosan Wenny Haryanto mengingatkan masyarakat tentang adanya bonus demografi yang akan dijelang bangsa ini pada tahun 2045. “Saat bonus demografi ini, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun. Nah, jangan sampai bonus demografi yang mengantarkan bangsa kira menuju tahun keemasan menjadi gagal akibat Stunting,” pungkasnya. (Mul)