Kab Bandung, MPN.
Terowongan kembar di Desa Nanjung yang dioperasikan sebagai salah satu penanganan banjir kawasan Bandung Selatan di tinjau Pj Gubernur Jabar Bey T Machmudin.
Kedatangan Pj Gubernur Jabar bersama Ketua Harian Citarum, Kepala BBWS serta Kadis LH Provinsi Jabar disambut langsung Dansektor 8 Kolonel Arm Hari Wibowo di Lokasi Kunjungan.
Disampaikan Kolonel Arm Hari Wibowo, kunjungan tersebut untuk memastikan infrastruktur pengendali banjir di kawasan Bandung Selatan terkendali.
Menurut Dansektor 8 ke tiga titik pengendali banjir yang dikunjungi oleh Pj Gubernur Jabar, Kepala BBWS, Ketua Harian Citarum bersama rombongan yaitu Kolam Retensi Andir, Oxbow Rancamanyar serta Terowongan kembar Nanjung.
Di tempat yang sama, Pj Gubernur Jabar menyampaikan, tujuan kunjungan ke 3 titik pengendali banjir bagaimana infrastruktur pengendali banjir, karena BMKG memperkirakan bulan Januari – Februari ini akan menjadi puncak musim hujan,.dan saya pikir ini sudah dilakukan sangat baik oleh BBWS Citarum,” ujar Bey.
Dan ini semua tambah Bey, mengurangi 81 persen ancaman banjir di Baleendah, Dayeuhkolot dan Andir.
” Itu lokasi yang sering terjadi banjir dan kini bisa dikurangi 81 persen, kalaupun terjadi banjir penyerapannya sangat cepat,” tutur Pj Gubernur Jabar.
Bey Machmudin juga menghimbau masyarakat agar memperhatikan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Apabila hal itu dilaksanakan, makan tiga infrastruktur pengendali banjir akan berjalan maksimal.
” Masyarakat supaya bisa mengurangi sampah, jangan lagi membuang sampah di tempat sembarangan (Bantaran sungai),” tandasnya.
Di tempat yang sama Kepala BBWS Bastari mengatakan, dengan sistem ini banjir sudah tertangani 81 persen, dari 732 hektar area banjir sekarang tinggal 72 hektar.
” Kami juga menambah lagi di tahun 2023, yakni pompa Cibugel dan Cigede, yang mana ada beberapa daerah yang rendah kita tambah pompanya, sehingga air akan terpompa ketika sungai Citarum tinggi dan hujan lebat di Bandung,” ucap Bastari.
Dirinya menceritakan respon positif warga yang bermukim di kawasan Andir, bahwa selama 20 tahun, banjir di wilayah itu seringkali menunggu surut hingga satu bulan.
Namun dengan dibangunnya tiga infrastruktur pengendali banjir, untuk menunggu surut hanya memerlukan waktu paling lama satu hari bahkan bisa dalam hitungan jam.
” Ada warga di Andir yang menyampaikan selama.20 tahun sering terjadi banjir, surutnya lam bisa berbulan bulan, tapi sekarang bisa dilihat, banjir dalam hitungan jam atau paling lama menyeberang hari sudah bisa kita kendalikan, surutkan airnya dengan bantuan pompa,” ungkap Bastari.
Rie.