Jakarta – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menggelar acara Halal Bi Halal Idul Fitri 1445 Hijriah dan Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) Ke-3 dengan tema “Menitipkan Aspirasi PTS Kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto”, di The Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta Timur, pada Sabtu (11 Mei 2024). Acara ini dihadiri oleh pengurus APTISI, termasuk Ketua Umum M. Budi Djatmiko, Pembina APTISI Marzuki Ali, Ketua Panitia PO Abas Sunarya, serta tokoh seperti Hasyim Djojohadikusumo, yang juga merupakan narasumber, Laode M. Kamaluddin Rektor UICI dan Tim TKN PG. Dengan Moderator George Iwan Marantika serta pengurus dan anggota APTISI dari berbagai wilayah di Indonesia.
Diacara tersebut, rekan-rekan media berkesempatan mewawancarai Rektor Universitas YARSI.
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. selaku Rektor Universitas YARSI menjelaskan bahwa Kita melihat perguruan negeri itu perannya pertama adalah membuka akses kepada yang tidak mampu. Juga membuat biaya yang terjangkau kalau perlu diantar dengan beasiswa, itulah gunanya negara. Rasionya harus dijaga, inovasinya harus kuat, risetnya harus canggih maka itu memerlukan biaya. Kalau biaya itu hanya dibebankan kepada mahasiswa baru, wajarlah perguruan tinggi mengembangkan dirinya dengan memperlebar jumlah mahasiswanya. Kalau terlalu banyak, mutu yang dijanjikan PTN juga tidak bisa. Itu yang mengurus perguruan swasta. Kita harapkan adanya kesepakatan ekspansi PTN untuk menjangkau yang memang perlu dijangkau oleh negara. Bagaimana agar mutu dilahirkan disana. Di PTN peluang untuk S2 dan S3 lebih tinggi.
“Dengan adanya hal tersebut maka terbuka ruang gerak yang bebas kepada perguruan swasta. Jangan sampai biaya di PTN tidak beda dengan PTS dalam hal pembiayaan,” tutupnya Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.
Red Irwan