Mandi Kembang Setaman 1 Suro Ala Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon Tegal – Bukan Aliran Sesat

ki Joko Anom menegaskan Bahwa Mandi Kembang di malam satu suro bukan perilaku sesat!”

Pada Minggu Malam, Senin, 7 Juli 2024, acara bersejarah diadakan di Pendopo Agung Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon, Grobog Wetan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. Ki Joko Anom, selaku pimpinan padepokan, menyatakan bahwa Malam 1 Suro tidak hanya menandai penanggalan dan tahun baru bagi umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Tanah Jawa.

Jamadan Pusaka merupakan tradisi di padepokan Tapak Wangu kedung Pengilon yang dilakukan setiap 1 Suro atau malam 1 Muharam.

Mandi Kembang Setaman merupakan salah satu tradisi yang dilakukan pada malam 1 Suro. Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon memperkenalkan cara unik dalam pelaksanaan Mandi Kembang Setaman yang tidak terkait dengan aliran sesat. Hal ini penting untuk dipahami karena Mandi Kembang Setaman sering dikaitkan dengan praktik-praktik keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

pusaka keris dan Tosan Aji selain dipamerkan juga di jamas saat malam satu suro.

Dalam tradisi yang dijalankan oleh Padepokan Tapak Wangu, Mandi Kembang Setaman dilakukan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Proses ini dilakukan dengan penuh kesadaran, kesucian hati, dan niat yang tulus. Selain itu, penggunaan bunga-bunga segar dan harum dalam mandi ini memberikan kesan yang sakral dan menenangkan.

Photo – photo  Hiburan Sebelum Mandi Kembang

Ki Joko Anom menyampaikan bahwa tujuan dari Mandi Kembang Setaman bukanlah untuk praktik pemujaan atau hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, melainkan sebagai bentuk peringatan akan pentingnya mensucikan diri dan mempersiapkan diri menyambut tahun baru Islam. Dalam ajaran yang disampaikan, nilai-nilai kebersihan, kejujuran, dan ketulusan merupakan inti dari kegiatan tersebut.

Kehadiran ratusan tamu dan anggota padepokan dalam acara tersebut menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi lokal yang diwariskan turun-temurun. Di tengah kontroversi dan kesalahpahaman terkait dengan Mandi Kembang Setaman, Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon berupaya untuk menjelaskan makna sesungguhnya dari tradisi tersebut agar tidak terjerumus dalam praktek-praktek yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Dengan semangat kebinekaan dan keberagaman, Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon mampu menyajikan sisi yang autentik dan bernilai dari tradisi Mandi Kembang Setaman pada Malam 1 Suro. Hal ini diharapkan dapat memperkuat keberkahan dalam menjalani kehidupan dan mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk.

Dengan demikian, Mandi Kembang Setaman yang dijalankan oleh Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga keberadaannya tanpa distorsi makna dan praktek-praktek yang menyimpang dari ajaran agama yang dianut.

Dengan demikian, Mandi Kembang Setaman yang dijalankan oleh Padepokan Tapak Wangu Kedung Pengilon merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga keberadaannya tanpa distorsi makna dan praktek-praktek yang menyimpang dari ajaran agama yang dianut.(Nurdibyo)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan