Ketua Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati Sangat Mendukung Hari Kebaya Nasional 2024

Jakarta – Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) menyelenggarakan kegiatan Remaja Berkebaya & Berkain Nusantara dengan tema “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan budaya warisan leluhur bangsa”, Sabtu (20 Juli 2024), di gedung serbaguna perumahan anggota DPR, Kalibata, Jakarta. Acara ini diselenggarakan untuk menyambut Hari Kebaya Nasional pertama kalinya pada tanggal 24 Juli 2024.

Ketua Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati menjelaskan bahwa hari kebaya nasional usulan untuk hari kebaya nasional untuk pendaftaran ke UNESCO itu awalnya dari PBI. Dari organisasi saya ini Pertama kali kita usulin tahun 2017. Waktu kita bikin acara Seribu Perempuan Berkebaya Itu difasilitasi sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu dulu dengan Pak Menko pokoknya kita dibantuin banget buat berbagai-bagai hal. Akhirnya banyak yang mau mendukung seperti BUMN dan yang lain juga mulai banyak yang minta dibikinin acara-acara tutorial berkebaya. Kita teman-teman PBI selalu bersedia mau berapa orang yang hadir. Misalnya 10 orang kalau mau rame-rame mereka karena dari 10 orang yang hadir ini aja nanti ajak anaknya dan temennya itu kan akhirnya kemana-mana. Kalau perestarian kebaya ini bukan cuma untuk perempuan, tapi untuk laki-laki juga. Pertama itu laki-laki itu dia mendukung. Mendukungnya dalam bentuk misalnya istrinya ulang tahun, anaknya, ponakan, sodara, temen ulang tahun, kasih lah kebaya, hadiahnya, atau kasih kain atau kasih aksesoris kebaya.

“Rahmi berkeinginan untuk melestarikan kebaya sebagai warisan leluhur bangsa, dimulainya gerakan berkebaya berawal dari kegiatan dirinya bersama komunitas wartawan untuk kompak mengenakan kebaya. Gerakan tersebut semakin berkembang dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan seperti 1000 Perempuan Berkebaya, Kongres Kebaya Nasional, Kebaya Go to Campus dan lainnya. Jika bicara kelestarian, sasarannya adalah anak muda sehingga gerakan ini diarahkan kepada anak sekolah dan mahasiswa. Meskipun ada tantangan secara psikologis, namun bersyukur anak muda saat ini sudah banyak yang mengenakan kebaya,” tutupnya Rahmi.

 

Red Irwan



Posting Terkait

Jangan Lewatkan