Jakarta, 22 Agustus 2024 – Brand Kina and Jade hadir di perhelatan Asia Fashion (Indonesia) Show 2024 di Ji Expo Kemayoran mulai 22 – 24 Agustus 2024.
Berfokus pada tas dari kulit yang dibatik dan fashion. Kina and Jade berdiri sejak 2011.
“Alhamdulillah sampai saat ini kami pemasarannya sudah sampai ke Shanghai, Malaysia dan terakhir di Jepang selain pameran-pameran besar di Indonesia. Kita fokusnya di tas, tas kulit pria dan wanita. Jadi kami memang ini handmade membatik diatas kulit persis seperti membatik diatas kain. Kami menggunakan mediasi melalui kulit untuk membuat tasnya”, jelas Fenty Hartianty selaku owner saat wawancara dengan awak media (22/8/24).
“Saya terinspirasi dari Jogja, waktu itu ada tas sejenis batik tapi kurang terlalu populer jadi orang-orang tidak terlalu melihat ini sebagai karya seni yang harus dilestarikan. Karena disitu kita betul-betul membatik dengan batik-batik Indonesia menjadi batik Jawa , batik Kalimantan , batik Jakarta”, tambah Fenty.
“Dari awalnya belum begitu dikenal, muncullah ide-ide membuat tas yang lebih ke fashion. Jadi modelnya, kemudian juga kulitnya, kualitas kulitnya. Jadi tas yang dihasilkan tidak kalah dengan tas-tas fashion. Seperti terakhir saya ikut di Inacraft itu juga orang-orang sudah mulai melihat Kina and Jade identiknya dengan tas kulit yang dibatik”, tambah Fenty.
Brand Kina and Jade telah menjadi hak cipta kami. Kemudian bisa membantu para pembatik yang hampir tidak ada lagi membatik diatas kulit.
Fenty juga menjelaskan, jika kita ke Jogja itu sudah sangat jarang pembatik yang mau membatik diatas kulit karena butuh keahlian khusus. Ketika saya melihat fenomena itu mungkin orang-orang yang saya dan teman-teman mungkin memang senang di bidang kreatif sudah saatnya menjaga kelestarian ini. Jadi pembatiknya juga bisa survive dan selalu mendapat kerjaan dari kami dan akhirnya Kina and Jade bisa bertahan sampai sekarang.
Sekarang Kina and Jade sudah ada 15 pembatik. Kita ada di Klaten tapi pengerjaannya ada workshopnya di Jogja dan finishingnya disini juga ada. Jadi kita sudah masuk Dewan Kerajinan Nasional Daerah dan juga binaan dari BUMN sehingga bisa ada ditempat yang benar dengan adanya Dewan Kerajinan Nasional.
“Itu yang bisa membuat kami jadi lebih berkreasi. Kalau fashion bisa mengikuti, kalau kita coba bikin tas awalnya justru sepatu kulit juga. Tapi di batik juga sama, sekarang merambah ke tas dan fashion juga. Digitalisasi juga penting, di binaan BUMN kita juga ada marketplace. Beberapa marketplace khusus produk Kerajinan Indonesia. Jadi targetnya langsung. Kalau di shopee dan tokopedia itu pabrikan, kita tidak bisa bersaing dengan pabrikan karena lebih murah dan tidak etnik seperti yang kami buat. Maka kami menggunakan marketplace yang khusus produk kerajinan”, tutup Fenty.
Jurnalis :
Red Irwan