Jakarta – Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Cabang DKI Jakarta (PERKI Jaya) Melaksanakan Acara Hari Jantung Sedunia 2024 dengan tema “Use Hearth For Action”. Kegiatan Hari Jantung Sedunia 2024 dilaksanakan di Plaza Tenggara GBK pada tanggal 15 September 2024. Kegiatan ini dilaksanakan dan dihadiri oleh Ketua PERKI DKI Jakarta (PERKI Jaya) dr. Vireza Pratama, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC , FSCAI , Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia dan panitia serta peserta lainnya.
Ketua PERKI DKI Jakarta (PERKI Jaya) dr. Vireza Pratama, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC , FSCAI, menjelaskan bahwa acara hari ini adalah peringatan hari jantung sedunia atau World Heart Day yang pada tahun 2024 itu temanya adalah Use Heart for Actions Karena ini adalah kegiatan jantung, tentu saja PERKI Pusat maupun PERKI cabang yang salah satunya adalah wilayah DKI Jakarta yang saya pimpin itu kita selalu menyelenggarakan acara ini setiap tahunnya. Dan memang biasanya selalu di GBK supaya mudah diakses oleh masyarakat awam yang mana target utama kita sebenarnya masyarakat awam. Tujuan utamanya untuk mengedukasi, mengenai kesehatan jantung dan penyakit jantung. pada World Heart Day kali ini kita spesifik mengajarkan masyarakat awam untuk melakukan pijat jantung yang dasar atau bantuan hidup dasar. Yang kita tahu saat ini di Indonesia masih menjadi masalah dalam hal melakukan tindakan penyelamatan.
Tindakan penyelamatan itu mesti dilakukan secepat mungkin, tidak bisa menunggu untuk pasien di bawah ke Rumah Sakit. Saya harapkan dengan kegiatan ini, semua masyarakat bisa teredukasi dengan baik mengenai bahaya penyakit jantung, deteksinya dan bagaimana penanganan awalnya. Saat ini PERKI nasional kita mengenalkan suatu aplikasi yang disebut dengan aplikasi Detak C, memang saat ini masih tersedia baru di Android. Dalam waktu kedepan bisa di semua platform telekomunikasi, baik Android maupun iOS. Gunanya aplikasi Detak C ini adalah untuk mendeteksi apakah ada keluhan-keluhan seperti penyakit jantung atau serangan jantung Itu akan dibantu oleh aplikasi tersebut dan aplikasi itu juga akan mengguide atau memandu supaya apa yang bisa dilakukan oleh keluarga atau seseorang yang berada di dekat korban atau di dekat pasien. Yaitu apa yang bisa dilakukan, apa yang bisa diberikan kepada pasien tersebut, lalu apakah ini memang penyakit jantung atau bukan dan kalau memang iya tentu saja akan dipandu supaya datang ke fatalitas kesehatan.
Kita tahu bahwa saat ini angka kematian jantung itu tinggi baik di dunia, di Indonesia dan di wilayah DKI Jakarta. Itu angkanya masih cukup tinggi dan salah satunya adalah penanganan awal yang memang belum baik dilakukan oleh kita semua dan tentu saja untuk masyarakat awam. Saya menyambut baik kegiatan PERKI Jaya pagi ini, karena ini salah satu upaya untuk kita sama-sama berkolaborasi mengatasi masalah penyakit jantung di DKI Jakarta yang menjadi salah satu penyakit prioritas, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kemudian hipertensi, kencing manis dan juga kanker Itu menjadi penyakit yang perlu kita perhatikan lebih banyak, mulai dari sekarang ke masa depan. Untuk penyakit jantung sendiri, punya faktor risiko sebenarnya, jadi ada penyakit sebelumnya mungkin yang lebih dulu di derita yang mungkin tidak disadari oleh pendritanya. Misalnya penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Untuk itu dari Dinas Kesehatan juga berusaha meningkatkan cakupan screening Faktor risiko penyakit tidak menular pada masyarakat di DKI Jakarta terutama mulai dari usia produktif. Jadi 15-59 tahun itu minimal pernah melakukan satu kali screening faktor risiko setiap tahunnya. Itu yang kita tingkatkan supaya makin lama nanti angka penyakit jantung dan angka penyakit tidak menular bisa berkurang. Saat ini penderita hipertensi di Jakarta kurang lebih 900 ribu yang tercatat. Untuk penyakit kencing manis yang juga salah satu faktor risiko untuk menjadi penyakit jantung di kemudian hari itu jumlahnya sekitar 300 ribu orang. Kemudian tentu kita harus mencegah sama-sama penyakitnya melalui perubahan perilaku mulai dari usia dini, dari usia dewasa, muda supaya semakin giat dan berolahraga. Kemudian bisa memilih pola makan yang baik mengurangi konsumsi gula, garam dan lemak. Kemudian juga melakukan screening kesehatan dengan rutin dan mengelola stres. Istirahat yang cukup itu kunci untuk kita juga bisa mengurangi kesakitan dari penyakit tidak menular.
“Kami Dokter Jantung Wilayah DKI Jakarta siap membantu dalam hal edukasinya, fasilitas untuk pelatihannya, lalu SDM untuk pelatihnya Dan tentu kita tidak bisa stop hanya di kegiatan hari ini. Kami sendiri dengan berbagai elemen masyarakat dan juga bantuan dari pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan DKI Jakarta. Kita akan banyak melakukan edukasi-edukasi serupa dengan berbagai komunitas, bisa sendiri kelompok atau lain sebagainya. Kita usahakan ke depannya kegiatan seperti ini akan semakin banyak,” tutupnya dr. Vireza Pratama
Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia mengatakan bahwa hal yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengurangi faktor resiko pada masalahnya. Supaya kejadian penyakit jantungnya makin lama bisa kita kurangi. Tentu ini jangka panjang, terutama tujuan untuk mengurangi angka kematian penyakit jantung itu tidak bisa hanya salah satu pihak saja. Maka yang kami butuhkan adalah kolaborasi bersama dengan masyarakat. Karena masyarakat adalah lini pertama untuk penyelamatan semua penyakit. Termasuk penyakit jantung, yang mana penangannya masih cepat. Jadi untuk masyarakat harus diedukasi sebagai penolong awal. Yang kedua, tentu bantuan pemerintah dalam hal ini adalah dinas kesehatan DKI Jakarta untuk bisa memfasilitasi, menemukan tempat-tempat atau komunitas-komunitas yang dirasa diperlukan untuk kita genjot supaya edukasi ini bisa lebih masif, lebih spesifik, lebih fokus.
Red Irwan