Lampung Timur,–Mediapatriot.co.id–Umat Hindhu Banjar Adat Pita Giri Agung,(PGA) Desa Brja Gemilang, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Melaksanakan Upacara Tawur Kesange Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saca 1947 /2025 Masehi di laksanakan di perempatan Desa Setempat di sertai mengarak Ogoh-Ogoh .sabtu (29/ 3/25).
brp_del_th:null;
brp_del_sen:null;
delta:null;
module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 8;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: off;albedo: ;confidence: ;motionLevel: -1;weatherinfo: null;temperature: 35;
brp_del_th:null;
brp_del_sen:null;
delta:null;
module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 2;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: auto;albedo: ;confidence: ;motionLevel: -1;weatherinfo: null;temperature: 38;
Ketua Adat Banjar Pita Giri Agung Nyoman Riyon mengungkapkan Melaksanakan Upacara Tawur Kesange (IX) di pusatkan Di Perempatan Desa setempat.
“Selamat Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Caka 1947 – 29 Maret 2025 bagi seluruh umat se-Dharma. Di Tahun Baru caka ini, semoga kedamaian dan kesejahteraan selalu menyertai”.Ucapnya.
Dengan Berbarengannya hari Suci Nyepi dan Tumpek Wariga, Umat Hindhu tentunya tidak Mudah mengambil sikap melaksakan upacara tersebut sehingga di pandang perlu adanya keputusan Lembaga Tertinggi Hindhu Dalam Hal Ini Paru Sada Hindhu Dharma Indonesia (PHDI).
Sementara Itu di ketahui keputusan Lembaga Parisade Hindhu Dharma Indonesia (PHDI ) Provinsi Bali No 17/SK/PHDI/Bali/2025 Hari suci nyepi di laksanakan pada pukul 05.30 – 06.00 wita, keputusan berkenaan dengan Hari suci nyepi Tahun Baru Caka 1947 / 2025 Masehi yang Bersamaan Dengan Tupek Wariga, Uduh, Pengarah (Odalan Tumbuhan) sebagai berikut:
Hari Suci Nyepi Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 05.30 – Minggu, 30 Maret 2025 pukul 06.00 wita. (Waktu Indonesia bagian tengah) dan untuk Indonesia bagian Barat pukul 05.59 -06. 29 Wib( waktu Indonesia bagian Barat)
Di Indonesia Hari libur nasional: Sabtu, 29 maret 2025.
Berata penyepian di tandai dengan Pengerupukan, pengerupuk itu sendiri adalah salah satu tahapan pelaksanaan Hari Suci Nyepi yang memiliki makna mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Bhuta Kala adalah wujud manifestasi sifat buruk bagi umat hindu dan lingkungan sekitar.
Sejarah, Pengertian, dan Cara Perayaan Hari Raya Nyepi.
Penetapan Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasional tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 1983. Keppres yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Januari 1983 ini berisi penetapan Nyepi dan Waisak sebagai hari libur nasional.
Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudra.
Hari Raya Nyepi telah diperingati sebagai tahun baru umat Hindu berdasarkan penaggalan Saka sejak tahun 78 M. Perayaan Nyepi di Bali memiliki akar dari agama Hindu di India dalam aspek ritual dan maknanya.
Nyepi berasal dari kata “sepi” yang berarti sunyi atau senyap. Berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi yang identik dengan kemeriahan, Tahun Baru Saka dirayakan dalam kenyamanan.
Pada hari Nyepi, umat Hindu akan berdiam di dalam rumah untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Hari Raya Nyepi bersama dengan Hari Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 1983.
Sejarah Hari Raya Nyepi
Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi merupakan awal Tahun Pembaruan yang menandai kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Hari Raya Nyepi diperingati tepat pada saat manusia terhindar dari pertikaian dan peperangan.
Peperangan antar suku bangsa yang memperebutkan wilayah dan kekuasaan kerap terjadi di masa India kuno. Selama berabad-abad, bangsa Saka, Pahlava, Yueh-chi, Yavana, dan Malava silih berganti menguasai wilayah-wilayah yang dikenal pinggiran dan makmur.
Konflik antar bangsa tersebut akhirnya berakhir setelah Raja Kaniskha 1 dari bangsa Saka berhasil merukunkan bangsa-bangsa yang bertikai.
Sejak saat itu, India menggunakan sistem kalender suku Saka yang dimulai pada tahun 78 M. Sementara itu, bulan pertama dalam tahun Saka yaitu Caitra berada di antara bulan Maret dan April dalam penanggalan Masehi.
Tahun Baru Saka inilah yang kemudian dirayakan oleh umat Hindu di India hingga kemudian masuk dan digunakan oleh umat Hindu di Indonesia.
Persiapan upacara hari raya Nyepi
Sebelum melakukan rangkaian upacara hari raya Nyepi, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika merayakan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi. Aturan-aturan ini disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari:
Amati Geni, yaitu celana bagi umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau unsur lain yang identik dengan sifat kemarahan seperti api.
Amati Lelanguan, yaitu larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.
Amati Lelungan, yaitu larangan untuk perjalanan sekaligus anjuran untuk berdiam di dalam rumah.
Amati Karya, yaitu larangan bekerja selama Hari Raya Nyepi selama 24 jam.
Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali terdiri dari serangkaian upacara dan ritual mulai dari Melasti, Tawur Kesanga, Pengerupukan, Nyepi, hingga Ngembak Geni .
Melasti
Ritual Melasti dilakukan tiga hari menjelang Hari Raya Nyepi. Tujuannya adalah untuk membersihkan segala sesuatu yang dimiliki atau benda-benda yang disakralkan. Benda-benda tersebut dibawa dan dibersihkan di laut, sungai, danau, atau sumber mata air lainnya.
Tawur Kesanga (Mecaru)
Ritual Tawur Kesanga dilakukan sehari sebelum Nyepi yang dimaksudkan sebagai bentuk penyucian atas unsur-unsur jahat dalam diri manusia. Pada hari ini, seluruh umat Hindu di semua tingkatan masyarakat mulai dari keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan selanjutnya memberikan caru (sesajian) kepada para bhuta .
Pengerupukan
Setelah Mecaru, ritual dilanjutkan dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-obori rumah dan pekarangan, menyemburi rumah dengan mesiu, serta memukul benda-benda untuk menciptakan kegaduhan. Ritual ini dimaksudkan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah.
Upacara Pengerupukan di Bali biasanya dimeriahkan dengan kehadiran ogoh-ogoh seiring terjadinya Bhuta Kala yang diarak kemudian dibakar.
Hari Raya Nyepi
Pada Hari Nyepi, umat Hindu di Bali akan berdiam di dalam rumah selama 24 jam dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali keesokan harinya. Saat melaksanakan Nyepi, umat Hindu menampilkan Catur Brata Penyepian .
Ngembak Geni
Tahap akhir dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi adalah Ngembak Geni yang menandakan berakhirnya masa penyepian. Masyarakat diperbolehkan beraktivitas kembali seperti sedia kala. Umumnya, umat Hindu akan melakukan Dharma Shanti dengan mengunjungi tetangga, rekan, dan sanak saudara untuk saling mengucap syukur dan memaafkan satu sama lain.(Wayan)
Komentar