Dualisme Kepemimpinan Dalam DPP KKK: Sebuah Kronologi

Kronologi tarik-menarik dan terjadinya dualisme kepemimpinan dalam tubuh DPP KKK (Kerukunan Keluarga Kawanua) bisa dijelaskan sebagai berikut, berdasarkan informasi yang berkembang selama ini di kalangan diaspora Kawanua.

  1. Kepemimpinan Keluarga Tengker yang Mengakar:
    Selama beberapa periode, kepemimpinan KKK secara tidak langsung dikendalikan oleh figur-figur dari keluarga besar Tengker. Hal ini menimbulkan kesan eksklusivitas, seolah-olah organisasi ini hanya untuk kalangan tertentu. Pengaruh keluarga Tengker yang sangat kuat menyebabkan beberapa anggota merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, menciptakan ketegangan internal.
  2. Munculnya Oposisi Internal:
    Ketidakpuasan di kalangan anggota KKK memunculkan kelompok oposisi. Mereka menginginkan adanya perubahan dalam kepemimpinan dan manajemen organisasi. Kekecewaan terhadap gaya kepemimpinan yang dinilai otoriter semakin menguatkan dorongan untuk mengusung calon pemimpin baru yang lebih representatif dan inklusif.
  3. Pencalonan Pemimpin Baru:
    Dalam menghadapi krisis kepemimpinan ini, beberapa tokoh dari luar keluarga Tengker mulai bermunculan dan mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin KKK. Kandidat-kandidat ini menjanjikan pendekatan yang lebih terbuka serta keterlibatan yang lebih besar dari anggota. Di sinilah titik balik yang menandai awal terjadinya dualisme kepemimpinan.
  4. Pemilihan yang Kontroversial:
    Proses pemilihan yang dilakukan ternyata diwarnai oleh banyak kontroversi. Kedua kubu, yang mendukung kepemimpinan lama dan baru, saling berhadap-hadapan. Perselisihan semakin mencuat ketika hasil pemilihan dicurigai tidak objektif dan ada pihak yang merasa dirugikan.
  5. Pernyataan Dualisme Oleh Daantje:
    Daantje Penasehat Badan Pejuang Keadilan Nasional (BPKN) Sulut, mengemukakan pernyataan publik bahwa saat ini terdapat dualisme kepemimpinan di dalam DPP KKK. Hal ini menjadi pengakuan resmi yang mempertegas perpecahan dalam tubuh organisasi.

Kondisi ini menggambarkan ketidakharmonisan yang dihadapi DPP KKK, yang kini harus menghadapi tantangan untuk bersatu kembali demi kepentingan bersama para anggotanya.(Tommy K/Hamdanil)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar