Samosir, mediapatriot.co.id – Para perantau asal Samosir yang kembali pulang ke kampung halamannya untuk memulai kehidupannya telah memberikan warna baru bagi tatanan masyarakat di Samosir
Selama tinggal diperantauam khususnya di pulau Jawa, par Samosir (istilah yang digunakan untuk putra Samosir yang merantau keluar Samosir) mempelajari berbagai budaya tetangga sekitarnya termasuk juga makanan makanan khas dari suku jawa, antara lain pecal
Hal inilah yang dilakukan oleh boru Pasaribu yang sejak tamat sekolah menengah telah merantau ke pulau jawa namun tetap menikah dengan lelaki Batak, mulai mempelajari cara membuat pecal dan dengan berjalannya waktu, ia telah memiliki resep tersendiri untuk pecal buatannya
Ketika suaminya memutuskan untuk hidup baru dengan pulang kampung ke Samosir sekitar 7 tahun yang lalu, si boru Pasaribu ini pun memanfaatkan keahiannya membuat pecal untuk dijual di onan baru Pangururan Samosir
Setiap hari Rabu di pasar besar onan baru, para pedagang memasarkan segala macam dagangannya sehingga suasananya akan sangat ramai karena pembeli berdatangan dari penjuru desa desa yang ada di Samosir. Kesempatan ini digunakan oleh boru Pasaribu untuk menjual pecal buatannya. Ternyata banyak yang menyukai pecal buatannya itu karena pembeli yang sudah terbiasa menikmati pecal di pulau jawa merasakan bahwa pecal buatan boru Pasaribu sangatlah pas cita rasanya dengan pecal buatan mbok jawa. Saya berjualan pecal dari pagi sampai sekitar jam 4 sore. Rata rata saya menjual sekitar 75 porsi. Harga perporsi Rp 12.000,- , Saya mengajak para perantau yang kepengen makan pecal selama mudik di Samosir, yuk silahkan mampir di kios pecal saya setiap hari rabu di onan baru pangururan samosir, demikian disampaikan boru Pasaribu si boru Batak penjual pecal (Wendeilyna)