Kata-Kata Dalam Puisi Nuyang Jaimee Disuling Dengan Bertenaga, Menjadi Kita Terjaga

Jakarta, Rabu, 29/11/2023-Puisi-puisi karya Nuyang Jaimee membuat narasi jernih dari silang sengkarutnya peristiwa. Mengangkat kon-teks kedalam teks, dan menjadi percakapan yang bisa didengarkan.

“Kata-katanya disuling dengan bertenaga, menjadi kita terjaga,” ujar Budayawan Taufik Rahzen memberikan pendapat karya puisi Nuyang Jaimee dalam buku antologi puisi tunggal PARA PENDOA YANG LUPA NAMA TUHANNYA yang disampaikan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Buku antologi puisi PARA PENDOA YANG LUPA NAMA TUHANNYA karya Nuyang Jaimee diproduksi oleh Penyair Seksi dan Cakra Budaya Indonesia merupakan kerjasama Dispusip dan PDS.HB.Jassin.

Didukung juga oleh penerbit Teras Budaya (TB), Kampung Seni Jakarta, Kijang Kencana Production, dan ARS Longa Institute.

Buku sastra ini akan diluncurkan dalam acara bedah buku di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Lantai IV, Gedung Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ), Taman Ismail.Marzuki (TIM) di Jakarta, Jumat (1/12/2023) pukul 13.00 WIB dengan Pembicara Prof.Wahyu Wibowo dan Tatan Daniel.

Sedangkan para pembaca puisi terdiri dari Guntoro Sulung, Yogi S Karmas, Jack Al-Ghozali, Nanang R Supriyatin dengan musikalisasi puisi Iyus Kromatik dan MC.Shantined.

Sementara itu Helmi Haska, penulis dan perupa mengatakan etika perpuisian Indonesia kekinian kendor mengeritik gejolak sosial, politik, dan kebudayaan.

“Nuyang dengan kepekaannya, menjadi penyaksi atas silang-sengkarut rusaknya negeri ini sekaligus menaruh sangka baik dan harapan pada Indonesia sebagai nation,” katanya.

Menurutnya, pokok soal yang menggenang dalam puisi-puisinya, merupakan bagian dari jalan panjang khasanah perpuisian Indonesia yang membangun narasi keindonesiaan.

“Sekaligus mengembalikan puisi (poetry) sebagai energi spiritual,” ucapnya

Diki Lukman Hakim,
Kepala PDS HB Jassin memberikan komentar.

“Membaca puisi-puisi dalam buku PARA PENDOA YANG LUPA NAMA TUHANNYA karya Nuyang Jaimee ini kita seperti dibawa masuk dalam perenungan, tempat penulis menyuarakan kegelisahan sekaligus protes-protes yang memberi kita kesadaran bahwa batas antara kebaikan dan keburukan adalah suatu keseimbangan dalam kehidupan,” kilahnya.

Namun demikian, lanjutnya, perlu untuk selalu kita suarakan.

“Saya senang buku ini bisa menjadi salah satu bagian dari koleksi buku-buku sastra di PDS HB. Jassin terutama sastra puisi. Selamat dan sukses untuk mbak Nuyang atas terbitnya buku kumpulan puisi ini,” pungkasnya.(***)

Kontributor : Lasman Simanjuntak



Posting Terkait

Jangan Lewatkan