Ketua PBTI Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki Membuka Kejurnas Taekwondo Online E–Poomsae di Cibubur, Jakarta Timur

Taekwondo Indonesia siap menjalankan prinsip sport science, sport industry dan sport tourism dalam setiap kegiatan olahraga taekwondo. Baik itu kegiatan taekwondo prestasi, maupun kegiatan taekwondo berbasis pemmasalan. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki saat membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo Online E–Poomsae bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) di Cibubur, Jakarta Timur (9/9/2020).Menurutnya, Kejurnas yang dilaksanakan ditengah wabah pandemic covid–19 ini merupakan upaya PBTI untuk terus melakukan kreativitas dan inovasi guna mendorong semangat atlet berlatih dengan menciptakan event taekwondo berbasis online system dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.“Selama pandemic covid-19, PBTI telah menggelar beberapa kejuaraan berbasis online diantaranya 1st Indonesia Taekwondo E–Poomsae Tournament Battle 2020 yang disertifikasi resmi Kemenpora dan diikuti oleh 323 atlet dari 58 tim yang tersebar di 16 provinsi. Lalu kejuaraan serupa berskala nasional yang baru saja digelar oleh Pengprov TI Banten. Alhamdulillah, semuanya sukses serta mendapat respons positif dari masyarakat taekwondo Indonesia. Semoga Kejurnas E–Poomsae juga akan berjalan sukses dan lancar,” kata Thamrin Marzuki.Kejurnas Taekwondo ini diikuti 93 atlet dari 23 Provinsi dalam 7 kategori poomsae yang dipertandingkan yaitu Beregu Putra dan Putri, Freestyle Putra dan Putri, Individual Putra dan Putri serta Pair (berpasangan).“dari hasil kejuaraan ini, diharapkan para atlet dapat terus dievaluasi dan dianalisa serta terus dilakukan monitoring, khususnya terkait aspek technical skill mereka, sehingga menjadi atlet yang siap pakai, bukan saja untuk daerahnya, tapi juga sebagai atlet nasional untuk mewakili Indonesia di event-event internasional,” harapnya.Selain itu, Thamrin Marzuki juga menyampaikan, momentum HAORNAS pada 9 September 2020 ini, mengusung tema besar yaitu Sport Science, Sport Industry, dan Sport Tourism. “Pemerintah, melalui Kemenpora menyampaikan 3 aspek penting dalam aktivitas olahraga yang harus dilakukan oleh stakeholders olahraga yaitu bagaimana mengetahui dan memahami sport science, sport industry dan sport tourism terintegrasi dan terkemas dalam kegiatan olahraga, baik olahraga prestasi maupun olahraga berbasis pemassalan. Pemerintah ingin setiap cabang olahraga memiliki grand design tentang 3 aspek tersebut,” paparnya.“Begitu pula dengan PBTI, selaku Ketua Umum, dirinya akan berusaha memastikan, cabor taekwondo dapat mengikuti orientasi dari tema besar HAORNAS yang sebenarnya merupakan visi pemerintah di bidang olahraga yang dapat diimplementasikan ditingkat cabang olahraga,” sambung Thamrin.Meski diakuinya, apa yang dicanangkan pemerintah tersebut tidaklah mudah, namun menurut Thamrin, tantangan bergiat dalam aktivitas olahraga taekwondo makin bertambah dan begitu kompleks. “Di daerah, bukan saja kita menghadapi tantangan fasilitas, sarana dan masalah teknis lainnya, tapi saat ini kita juga menghadapi masalah serius terkait dengan adanya wabah pandemic covid–19 yang tidak saja berimbas pada kualitas dan intensitas berlatih, namun juga berdampak pada tidak adanya kejuaraan-kejuaraan taekwondo yang digelar. Baik lokal, maupun nasional bahkan sejumlah agenda kejuaraan internasional-pun banyak yang tertunda bahkan gagal digelar,” paparnya.Untuk itu dirinya meminta para pengurus dan para praktisi taekwondo di seluruh Indonesia, untuk terus melakukan berbagai kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk menstimulasi dan menggairahkan terus atmosfir kegiatan taekwondo di seluruh Indonesia.Turut hadir dalam acara pembukaan Kejurnas tersebut, Ketua Koni Letjen TNI Pur Marciano Norman dan Sekjen Kon Ade Lukman.



Posting Terkait

Jangan Lewatkan