Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) menggelar acara Dies Natalis ke 77 di Kantor Sekretariat GBN Jakarta Pusat, Sabtu 1 Juni 2024.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Ir. Izedrik Emir Moeis, Msc, Mochtar Mohamad, Pengurus dan anggota GPM serta para tokoh masyarakat.
Ir. Izedrik Emir Moeis, Msc, Selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (GPM) menjelaskan bahwa hari ini acara, dies Natalis adalah peringatan ulang tahun Pemuda Marhaenis. Kegiatan ini yang pertama tentunya sebagai eksistensi kita, kedua juga meningkatkan perkenalan kepada generasi muda dan juga penyampaian pesan-pesan keadilan kepada anggota-anggota terutama para pemuda. Jadi tadi banyak saya kasih pesan-pesan tentang ideologi dan sebagainya untuk yang muda-muda,” ujarnya.
Marhaenisme untuk membentuk NKRI melawan pemberontakan, sekarang hari ini kita bisa menikmati hidup di NKRI. Perjuangan membela yang miskin dan pada waktu itu mengenyahkan kolonialisme dan kapitalisme asing. Tapi sekarang ini muncul lagi nih kelihatannya oligarki dan sebagainya. Sedangkan orang yang miskin juga masih rakyat susah masih banyak. Jadi tujuan adil dan makmur masih jauh untuk bisa tercapai,” tuturnya.
Sekarang kesenjangan makin jauh sehingga sekarang ini bukan cuma di Indonesia tapi di Amerika dan di Eropa Barat. Anak muda juga mulai berpikir soal sosialisme. Pancasila itu harus terus ada dan itu menjadi patokan kita mungkin saat ini. Banyak yang dilanggarin terkait Pancasila. kalau soal keutamaan Ketuhanan kita udah lebih, tapi ini soal kemajuan dan soal persatuan Indonesia,” ucapnya.
Soal demokrasi dan soal keadilan sosial ini yang sangat banyak dilanggar pada saat ini banyak ditinggalkan pada saat ini. Pancasila ini yang harus menjadi panutan kita. Menurut saya sepanjang masa selama masih ada NKRI, pancasila tetap harus ada. Terutama dalam dalam sila kerakyatan misalnya perubah undang-undang itu suatu bahaya. Itu undang-undang tuh kan datangnya dari Presiden atau dari DPR dibahas bersama di DPR dan diundangkan oleh Presiden bukan dirubah oleh MK. Ini yang berbahaya hal-hal seperti ini harus diluruskan,” paparnya.
Terkait undang-undang dan sebagainya nah ini kita lakukan koreksi dengan cara-cara yang dinamis cara-cara yang radikal dan revolutioner,” tutupnya.
Red Irwan