Jakarta – MPI, 10 Desember 2020 – Dalam Public Expose tahun 2020 ini, penelaahan kinerja keuangan perseroan menggunakan Laporan Keuangan Triwulan Ill tahun 2020 sebagai acuan.
Pendapatan usaha perseroan sampai dengan bulan September 2020 adalah sebesar Rp.17.404.000.000,00 (tujuh belas miliar empat ratus empat juta rupiah).
Dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan yang sama, pendapatan usaha yang berhasil dicapai perseroan adalah sebesar Rp.21.743.000.000,00 (dua puluh satu miliar tujuh ratus empat puluh tiga juta rupiah).
Pendapatan usaha untuk tahun 2020 turun sebesar Rp.4.339.000.000,00 (empat miliar tiga ratus tiga puluh sembilan juta rupiah) atau mengalami penurunan sebesar 19,96% (sembilan belas koma sembilan enam persen) dibandingkan pendapatan usaha pada September 2019. Penurunan pendapatan usaha ini terjadi dikarenakan berkurangnya pendapatan sewa dan parkir.
Laba bruto perusahaan untuk periode sampai dengan September 2020 adalah sebesar Rp.1.520.000.000,00 (satu miliar lima ratus dua puluh juta rupiah) dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu September 2019 yang adalah sebesar Rp.4.274.000.000,00 (empat miliar dua ratus tujuh puluh empat juta rupiah), sehingga terjadi penurunan laba bruto sebesar Rp.2.754.000.000,00 (dua miliar tujuh ratus lima puluh empat juta rupiah) atau sebesar 64,44% (enam puluh empat koma empat empat persen).
Penurunan laba bruto ini selain diakibatkan oleh berkurangnya pendapatan sewa dan parkir, juga akibat adanya beban Iangsung yang merupakan biaya tetap yang tidak dapat dihindari dan ikut berkurang, seperti biaya listrik, penyusutan, pajak, dan lain-Iain.
Sampai dengan September 2020, perseroan masih mengalami rugi usaha sebesar Rp. 4.081.000.000,00 (empat miliar delapan puluh juta rupiah).
Kerugian usaha terutama dikarenakan penurunan pendapatan sewa parkir, beban-beban operasional yang merupakan biaya tetap yang tidak dapat dihindari sama halnya dengan penurunan laba bruto, yang secara langsung maupun tidak disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang mengharuskan pusat perbelanjaan milik Perseroan melakukan penutupan total selama masa PSBB dan pembatasan operasional pada masa PSBB transisi yang diberlakukan Pemerintah dan terus berimbas hingga sekarang.
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Perseroan
Khususnya kondisi pandemi yang sampai sekarang masih belum ada kepastian sampai kapan akan berakhir, walaupun Pemerintah sudah berusaha keras dalam menanggulangi hal ini dengan berbagai cara sampai mendatangkan vaksin dan lain-lainnya, kondisi demikian membuat para penyewa malas berusaha, kemampuan beli konsumen juga lemah, banyak yang terkena pemotongan gaji bahkan kena PHK, hal demiklan membuat penyewa lebih memilih tetap di rumah sebagai salah satu anjuran Pemerintah, belum mau berusaha.
Hal ini sangat berpengaruh dan merupakan kendala perusahaan dimana kebanyakan penyewa yang ada di gedung-gedung perseroan adalah penyewa jangka pendek.
Demiklan juga persediaan apartemen, kondisi dI mana nilai NJOP lebih tinggi daripada harga pasar.
Upaya Untuk Meningkatkan Kinerja Perseroan
Upaya yang dilakukan perseroan dalam kondisi pandemi, diantaranya:
1. Melakukan efisiensi biaya di berbagai bagian walaupun dengan berat hati harus melakukan pemotongan gaji karyawan.
2. Memberikan diskonto/potongan harga sewa bagi pényewa yang masih mau mencoba berusaha.
3. Tetap memberikan pelayanan terbaik bagi penyewa maupun pengunjung dengan tidak lupa tetap menerapkan protokol kesehatan 3M walau kondisi kurang menguntungkan.
4. Mencoba mengaktifkan kembali, khususnya bagian marketing untuk berusaha lebih giat dalam melakukan tugasnya dengan cara promosi, memberikan potongan harga bilamana masih dapat dilakukan, dan bila memungkinkan, memberikan kemudahan dalam hal pembayaran bagi pembeli yang berminat.